Tokoh Palestina Mundur dari Pemilu

Tokoh Palestina Mundur dari Pemilu

- detikNews
Senin, 13 Des 2004 05:52 WIB
Jakarta - Tokoh Intifada Palestina yang dipenjarakan, Marwan Barghouti mundur dari bursa pemilihan Presiden Otorita Palestina bulan depan. Keputusan tiba-tiba, yang diumumkan seorang ajudan, keluar 10 hari setelah Barghouti mengajukan diri sebagai calon untuk menggantikan mendiang Yasser Arafat, sebagai pemimpin Palestina.Barghouti kini tengah menjalani hukuman seumur hidup yang dijatuhkan pengadilan Israel bulan Juni, berkaitan dengan pembunuhan empat warga Israel, dan seorang rahib Yunani. Israel mengatakan, mereka tidak akan membebaskan Barghouti, kalaupun dia terpilih. Perubahan drastisPara ajudan Barghouti mengumumkan keputusan ini dalam keterangan pers di Ramallah. Ajudan Ahmed Ghneim membacakan surat dari Barghouti, yang mengatakan, dia mendukung pencalonan Mahmoud Abbas, pilihan arus utama dalam faksi FatahΒ Β Β Β "Sekali lagi saya tegaskan dukungan saya kepada Mahmoud Abbas, Abu Mazen, calon gerakan kita. Dia adalah sahabat baik lagi dicintai," ujar Barghouti seperti yang dikutip dari situs BBC.co.uk, Minggu (12/12/2004) waktu setempat. Namun, surat Barghouti itu juga bersikap kritis terhadap Fatah. Sebagian anggota Fatah mengecam Barghouti karena membelah suara kelompok itu dengan mencalonkan diri sebagai pesaing Abbas.Barghouti, 45 tahun, adalah sekretaris jenderal Fatah di Tepi Barat. Tokoh kharismatik ini ditangkap Israel. Ajudan itu mengatakan, istri Barghouti, Fadwa, akan resmi mencabut pencalonan suaminya hari Senin.Suratnya juga menyatakan dia menentang dilucutinya persenjataan kelompok-kelompok Palestina, atau pun kesepakatan dengan Israel, yang tidak menjamin pembebasan seluruh warga Palestina yang ditawan.Sejumlah jajak pendapat terbaru memperlihatkan, Barghouti dan Abbas akan bersaing ketat pada hari pemilihan 9 Januari 2005. Jajak pendapat memperlihatkan Barghouti menjadi pesaing kuat Abbas.Wartawan BBC Simon Wilson di Jerusalem mengatakan, sementara kelompok militan muslim yang memasyarakat, Hamas, memboikot pemilihan, kini tidak ada lagi calon yang bisa menjadi saingan berat bagi Abbas.Minta maafDalam perkembangan lain, Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina, PLO, Mahmoud Abbas, telah meminta maaf kepada warga Kuwait, atas dukungan Palestina kepada Saddam Hussein selama invasi Irak terhadap Kuwait tahun 1990.Hubungan Kuwait dan Palestina merenggang sejak saat itu. Pemerintah Kuwait bahkan mengusir ribuan warga Palestina yang bermukim, dan bekerja di negara itu."Kami meminta maaf kepada pemerintah, dan bangsa Kuwait atas apa yang kami lakukan", kata Abbas.Permintaan maaf itu disampaikan Abbas dalam kunjungan resmi pertama seorang pemimpin Palestina ke negara itu dalam masa 14 tahun ini. (dni/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads