"Mbok ya dipanggil. Saya di ajak kopi-kopi. Saya sih itu saja. Kok saya disepelekan, seperti dianggap tidak ada," kata Prabowo seperti dikutip dari Majalah Detik edisi 122, Selasa (1/4/2014).
Prabowo sempat enggan jadi cawapres Mega di Pilpres 2009 silam. Sebab, elektabilitas Prabowo saat itu di atas Megawati.
"Terus mereka minta dan berharap saya menjadi wakil Ibu Mega. Akhirnya melalui perundingan yang alot sampailah pada satu persetujuan. Saya bersedia jadi wakil beliau, dengan catatan pada 2014 beliau akan mendukung saya, PDIP akan mendukung saya," kata Prabowo.
Perjanjian tersebut pun kemudian dituangkan dalam perjanjian politik yang diteken Prabowo dan Mega di kediaman Mega di Teuku Umar. Meskipun pembahasan alotnya berlangsung di Batu Tulis, Bogor.
"Saya berkorban pada 2008, 2009, ya kami mohon dengan kebesaran jiwa untuk mendukung saya. Tertuanglah pada perjanjian sekian butir itu, itu yang disebut dengan perjanjian Batu Tulis," ungkap Prabowo.
Prabowo menampik bahwa perjanjian itu hanya berlaku jika Mega-Prabowo menang di Pilpres 2009 silam. Prabowo menegaskan tidak ada klausul itu di perjanjian Batu Tulis.
"Enggak ada. Anda bisa lihat, Anda bisa baca kan sendiri. Itu kan klausul-klausulnya sangat jelas. Sudah beredar di mana-mana, tidak ada sama sekali. Itu sangat-sangat jelas, gamblang. Klausul ketujuh berbunyi 'Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto menjadi calon presiden pada Pemilu tahun 2014'," ingat Prabowo.
Baca wawancara selengkapnya di Majalah Detik edisi 122 yang terbit 31 Maret 2014.
(van/try)