Salah satu lokasi yang dikunjungi caleg yakni Sitinggil yang berlokasi di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan. Menurut Kukub (62), juru kunci Sitinggil, telah banyak caleg (calon anggota legislatif) yang datang ke tempat peribadatan raja Raden Wijaya ini. Tidak hanya caleg lokal, caleg dari luar daerah pun banyak yang berdoa di tempat ini.
"Caleg-caleg dari berbagai parpol (partai politik) banyak yang datang. Ini kan petilasan raja pertama Majapahit yang dekat dengan Tuhan, maka permintaan mudah dikabulkan," kata Kukub kepada detikcom saat ditemui di Sitinggil, Senin (31/3/2014).
Kukub menambahkan, caleg-caleg yang datang biasanya meminta bantuannya untuk memandu ritual. Tidak ada ritual khusus yang digelar. Agar permintaan terpilih menjadi anggota dewan bisa terkabul, caleg-caleg hanya disarankan untuk berdoa di petilasan raja yang bergelar Kerta Rajasa Jaya Wardhana ini.
"Bersuci terlebih dahulu kemudian berdoa di petilasan. Harus berdoa sendiri, tidak boleh diwakilkan, karena komunikasi harus langsung dengan sang raja," imbuhnya.
Begitu pula dengan makam Putri Campa yang berlokasi di Desa/Kecamatan Trowulan. Makam istri raja Majapahit yang beragama Islam ini menjadi jujukan caleg. Hal itu terbukti dengan adanya sumbangan pembangunan lima kamar mandi dari salah satu anggota DPRD Provinsi Jatim.
"Sekitar dua tahun yang lalu anggota DPRD Provinsi Jatim ada yang menyumbang pembangunan kamar mandi. Alasannya, setelah sowan ke sini (makam Putri Campa) keinginannya menjadi anggota dewan bisa terkabul," kata Siti Mariyam (55), juru kunci makam Putri Campa.
Menurut Siti, tamu yang datang tidak mau menyebutkan maksud dan tujuannya menggelar ritual di makam Putri Campa. Namun setelah terpilih menjadi anggota dewan, mereka akan kembali datang untuk menggelar tasyakuran. Ada pula yang sampai menyumbang untuk pembangunan fasilitas di makam Putri Campa.
"Biasanya tamu bersemedi dan berdoa di sanggar pamujan. Sebelumnya, mereka mengundang warga sekitar untuk acara tumpengan," ungkapnya.
(bdh/ndr)