"Semoga di tahun ini lahir pemimpin berjiwa kesatria. Pemimpinan nanti harus bisa tepo seliro yaitu janganlah memakah istilah mumpung," ujar pemaku pura Aditya Jaya, I Made Agung Nugraha saat berbincang-bincang dengan detikcom, Senin (30/3/2014).
Maksud Tepo Seliro menurut Agung, ketika menjadi pejabat tidaklah bertindak semaunya. Seperti sikap arogan dan tidak berpikir bijaksana.
"Karena di dalam ajaran hindu seorang pemimpin harus bisa bersikap satria dia, pemimpin yang berani berkorban dan menujukan bangsa ini sebagai bangsa satria," ujar Agung.
Agung mengatakan seorang pejabat hendaknya tidak memperkaya diri sendiri atau lebih dikenal dengan korupsi. Sejati sifat seperti itu bukanlah ciri dari seorang pemimpin.
"Ketika korupsi pejabat lalu membesarkan anak dan keluarga dengan uang korupsi, selalu ingatlah hukum karma itu selalu ada karma itu akan dirasakan ketika pesiun nanti," tuturnya.
Sebagai pemangku di Pura Aditya Jaya harapan dan doa dipanjatkan kepada calon pemimpin. Tentunya pemimpin nanti kelak dapat tegas menindak pelanggaran hukum.
"Mari tegakan negara ini keadilan kalau salah mari kita hukum seberatnya kalau yang benar jangan dicari kesalahannya. Karena jaman kali ini jaman edan yang jujur ancur, yang tidak jujur tumbuh subur, jangan lindungi orang yang melanggar hukum sehingga selalu direndahkan martabat bangsa oleh negara-negara lain," tuturnya.
Agung juga mengungkapkan pemimpin nanti mampu menyejahaterakan rakyatnya. Selain itu pemimpin bangsa harus mendukung rakyatnya.
"Kepada pemerintah kelak nanti mendukung penemuan dari rakyat sendiri, yang bisa dipakai untuk rakyatnya," ungkapnya.
(edo/rvk)