Ritual Nyepi di Pura Aditya Jaya, Rawamangun Dimulai Tengah Malam

Ritual Nyepi di Pura Aditya Jaya, Rawamangun Dimulai Tengah Malam

- detikNews
Minggu, 30 Mar 2014 18:50 WIB
Jakarta - Ratusan umat Hindu mulai memadati Pura Aditya Jaya di Rawamangun, Jakarta Timur, dalam rangka peringatan Hari Raya Nyepi. Mereka bermaksud untuk melakukan kegiatan ibadah Upacara Tawur Agung Kesanga.

Pemangku Pura Aditya Jaya, I Gusti Made Agung Nugraha mengatakan, perayaan Nyepi di Pura Aditya Jaya akan dilakukan tengah malam nanti. Berbeda dengan perayaan di Bali yang dimulai pada Senin, 31 Maret 2014 pada pukul 06.00 WIB.

"Disini kami mengikuti ketentuan nasional di mana upacara Nyepi nanti dimulai dari Senin pukul 00.00 WIB sampai dengan Selasa pukul 00.00 WIB," ujar Agung saat ditemui di lokasi, Minggu (30/3/2014).

Kegiatan ibadah bagi umat Hindu di Ibukota telah dilakukan sejak pagi tadi. Berbagai ritual dilakukan termasuk melakukan arakan ogoh-ogoh telah dilakukan di lingkungan pura. Suasana suci dan sakral terasa kental memasuki lingkungan pura.

Tak kalah seperti pura di Bali maupun di Candi Prambanan, aroma wangi dupa serta kondisi lingkungan yang rindang dapat dirasakan di lingkungan pura. Hingga sore tadi, satu per satu umat Hindu mulai berdatangan. Mereka mengenakan jas putih serta sarung putih sebagai bawahan.

Sebelum masuk ke Mandale Utama untuk sembahyang, mereka harus mengambil sesajen dan air suci, tak lupa selendang yang harus mengikat di bagian pinggang kebawah. Usai melakukan doa, pemangku pura yang datang langsung memberikan berkat air suci ke setiap umat yang datang.

Agung mengungkapkan, meski keberadaan pura berada di pinggir kota yang diapit jalan layang dan Tol Wiyoto Wiyono, hal itu tidak akan menganggu proses ibadah umat Catur Brata (Proses Penyepian).

"Itu tidaklah apa, karena dalam perayaan Catur Brata yang terdiri dari amati geni, amati karya, amati lelungan, dan amati lelanguan. Kondisi di luar cukup dianggap sebagai godaan, sekarang kembali lagi kepada umat yang melakukannya bisakah melawan godaan tersebut," ujarnya.

Agung mengatakan proses catur brata yang memiliki arti melakukan perenungan. Sehingga apa yang telah dilakukan dapat dicermati.

"Ini proses perenungan dimana kita merengugi kesalahan yang telah kita perbuat disinilah kita berdoa. Catur Brata memiliki arti kita sudah tidak memikirkan masalah duniawi semua kembali kepada iman," pungkas Agung.


(dha/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads