.webp)
"Tiga tahun silakan tempati kios di sini gratis. Jika sudah berkembang ya silakan nyicil, tapi kalau tidak berkembang silakan berikan kesempatan pada yang lain yang ingin usaha," kata Sadar Subagyo, Minggu (30/3/2014).
Pasar berdiri di tanah seluas dua hektare itu. Terdiri dari 94 kios yang masing-masing berukuran 3x5 meter dan 3 los yang berjumlah sekitar 64. Rencananya pasar dibuka pertengahan tahun ini. Semua biaya pembuatan pasar itu didapatkannya dari hasil selama menjadi anggota Komisi XI DPR RI.
"Pasar ini saya dirikan dari hasil semua gaji saya selama duduk di DPR RI ditambah gaji istri saya," jelas pria penghobi burung berkicau tersebut.
Ide untuk membuat pasar tersebut muncul dari makin banyaknya permintaan masyarakat sekitar yang menginginkan adanya sentra pertanian berupa pisang dari berbagai jenis di eks karisidenan Banyumas yang meliputi Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, Banyumas dan Kebumen.
"Setiap pasar harus punya ciri khas. Ya itu berbagai produk pisang. Di sini merupakan jalur tengah penghubung antara Jateng bagian selatan dan utara, sehingga potensi pengembangan ini sangat menjanjikan bagi masyarakat," jelasnya.
Konsep mengembangkan masyarakat kreatif berbasis kewirausahaan itu tidak hanya dilakukannya dengan membuat pasar. Namun pengembangan ekonomi lainnya di Kabupaten Banyumas seperti produksi batik Banyumasan, gula kelapa menjadi gula semut yang saat ini diminati pasar internasional dan perikanan darat yang saat ini belum berkembang dengan baik.
"Ikan endemi sini ikan melem, saya kembangkan dan saya kirim ke Saudi, ternyata disambut baik. Saya ingin masyarakat ikut bersama-sama mengembangkan ikan ini agar taraf ekonomi masyarakat dapat meningkat," ujarnya.
Dia mengungkapkan jika masyarakat mau mengembangkan potensi tersebut, maka hasilnya bisa di jual dulu ke Jakarta.
"Apapun produk-produk berbasis primordial di Jakarta pasti laku," jelasnya.
Pasar yang dikembangkan Sadar Subagyo ini ternyata tidak hanya kepada produk-produk pertanian, tapi juga sentra penjualan burung berkicau. Di tempat tersebut juga sering dilakukan perlombaan-perlombaan burung berkicau untuk sebagai ajang saling bertukar hobi.
"Semua yang saya lakukan hanya ingin membuat sesuatu yang berguna untuk tanah air," tutupnya.
(arb/try)
