Aneka poster itu pun dibuat dalam aneka bentuk. Mulai kaus, jaket, stiker, hingga dibuat gambar di bagian belakang kendaraan roda empat. Bagi Mbak Titiek munculnya poster dan slogan merupakan bentuk protes masyarakat yang tidak puas dengan pemerintahan.
“Kemunculan slogan, poster, dan berbagai bentuk ekspresi kerinduan masyarakat kepada era Presiden Soeharto, saya nilai sebagai protes sosial secara damai,” kata Titiek melalui siaran tertulis yang dikutip detikcom, Ahad (30/3).
Protes sosial tersebut menurut dia menunjukkan bahwa saat ini masyarakat sudah jenuh. Apalagi setelah orde baru tumbang Negara ini selalu dibayangi persitegangan politik. Sehingga nyaris tak ada hasil pembangunan yang nyata.
Atas dasar itulah, perempuan kelahiran Semarang 14 April 1959 ini berniat maju sebagai calon anggota legislatif. Dia maju sebagai caleg Partai Golongan Karya untuk DPR RI dari daerah pemilihan Yogyakarta.
“Dalam suasana keresahan batin masyarakat seperti itulah saya tergugah untuk berjuang, berpartisipasi membenahi situasi kebangsaan kita, melalui Partai Golkar,” papar Titiek.
Menurut Titiek saat ini masyarakat merindukan suasana aman, tenteram, stabil dengan kebutuhan hidup yang terjangkau seperti saat Golongan Karya memimpin pemerintahan. Pada zaman Presiden Soeharto bangsa Indonesia begitu dihormati oleh negara lain.
(erd/try)