Seremoni penerimaan resmi dua harimau Sumatera dinamai Harfan dan Mayang berlangsung di Tierpark Berlin, Kamis (27/3/2014) dan mendapat perhatian luas dari pengunjung maupun media setempat.
Dalam sambutannya, Direktur Tierpark Berlin Dr. Bernhard Blaskiewitz menggarisbawahi komitmen pihaknya membantu Indonesia dalam melindungi populasi harimau Sumatera melalui kerjasama kedua negara yang telah dijalin sejak lama.
Duta Besar RI Berlin Fauzi Bowo menyambut baik kerjasama konservasi fauna langka Indonesia, dalam hal ini harimau Sumatera.
"Peminjaman Harfan dan Mayang oleh Indonesia tidak hanya merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup, namun juga sebagai simbol hubungan erat Indonesia dan Jerman," demikian Dubes.
Pada kesempatan itu, Peter Mueller, mantan Direktur Kebun Binatang Leipzig dan penulis International Tiger Studbook, memberikan paparan singkat mengenai spesies harimau secara umum dan harimau Sumatera secara khusus, serta pentingnya konservasi harimau di kebun binatang.
Mueller juga menyerahkan buku pembiakan harimau yang diterbitkan oleh asosiasi kebun binatang sedunia dan International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Buku yang mencantumkan Harfan sebagai harimau Sumatera ke-1.512 dan Mayang ke-1.513 diberikan khusus kepada kebun-kebun binatang di dunia yang telah berjasa dalam upaya konservasi hewan langka, termasuk Tierpark Berlin.
Seusai peresmian, Dubes mendapatkan kesempatan untuk memberi makan kepada Mayang dan mendapat tepukan meriah saat Mayang meraih sepotong daging dengan mulutnya langsung dari Dubes.
Harfan sendiri tampak cukup senang dengan rumah barunya dan beberapa kali mengaum keras pada saat Dubes beranjak meninggalkan Tierpark Berlin.
Sebagaimana disampaikan Minister Counsellor Ayodhia G.L. Kalake, Harfan dan Mayang tiba dari Indonesia pada Desember 2013 dan dirawat di karantina Alfred-Brehm-Haus Tierpark hingga Februari 2014 lalu.
Harfan lahir di Taman Safari Bogor pada tahun 2008 dan Mayang lahir di Kebun Binatang Jambi tiga tahun kemudian.
Ketibaan Harfan dan Mayang merupakan realisasi dari Nota Kesepahaman (MoU) antara Taman Safari Indonesia dan Tierpark Berlin mengenai Kerjasama Konservasi Harimau Sumatera yang ditandatangani pada 23 Oktober 2012.
Penandatanganan MoU yang pada saat itu dihadiri juga oleh Direktur Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan RI bertujuan untuk melindungi populasi Harimau Sumatera, termasuk melalui pembiakan ex-situ.
Usaha konservasi harimau asal Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1956 di Tierpark Berlin. Dalam rentang waktu 1958 hingga kini terdapat 115 harimau Sumatera yang telah berhasil lahir di Tierpark Berlin.
Berdasarkan pengalaman tersebut, pada tahun 1972, Kementerian Kehutanan RI meminjamkan sepasang harimau muda kepada Tierpark untuk dapat meningkatkan populasi harimau melalui pembiakan ex-situ.
(es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini