"Fadli memang suka mendramatisasi masalah. Sekarang puisi, mungkin nanti prosa atau pantun atau gurindam," kata Hendrawan saat berbincang dengan detikcom, Rabu (25/3/2014).
Namun ia tetap menanggapi puisi itu dengan santai. "Itu cara ekspresi suasana hati," imbuhnya.
Menurut Hendrawan, Gerindra ngambek akibat Perjanjian Batu Tulis saat Megawati dan Prabowo berduet di Pilpres 2009. Padahal menurut PDIP, poin nomor 7 dari perjanjian itu yang menyebutkan bahwa Megawati akan mendukung Prabowo sebagai capres di 2014 batal karena Megawati dan Prabowo kalah di Pilpres 2009.
Hendrawan melihat selama ini sudah banyak biaya politikyang dikeluarkan oleh Prabowo. Prabowo dan Gerindra pun ketar-ketir karena penetapan Joko Widodo sebagai capres dari PDIP.
"Dengan munculnya Jokowi dalam bursa capres, asumsi dan harapan Gerindra jadi rapuh kan. Kita semua tahu poling-polling awalnya Pak Prabowo. Begitu Jokowi muncul, langsung kempes kan dia (Prabowo)," ujarnya.
Berikut puisi lengkap Fadli Zon berjudul 'Air Mata Buaya':
Kau bicara kejujuran sambil berdusta
Kau bicara kesederhanaan sambil shopping di Singapura
Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara
Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam
Kau bicara antikorupsi sambil menjarah setiap celah
Kau bicara persatuan sambil memecah belah
Kau bicara demokrasi ternyata untuk kepentingan pribadi
Kau bicara kemiskinan di tengah harta bergelimpangan
Kau bicara nasib rakyat sambil pura-pura menderita
Kau bicara pengkhianatan sambil berbuat yang sama
Kau bicara seolah dari hati sambil menitikkan air mata
Air mata buaya
(trq/trq)