Jangan Korbankan Jam Belajar Anak Demi yang Namanya Mengurai Kemacetan

Jangan Korbankan Jam Belajar Anak Demi yang Namanya Mengurai Kemacetan

- detikNews
Rabu, 26 Mar 2014 08:15 WIB
Ilustrasi (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - Jam belajar anak pukul 06.30 WIB yang diberlakukan di era Gubernur DKI Fauzi Bowo kembali menuai kritik. Aturan jam sekolah di pagi buta tak ramah pada anak. Jangan korbankan anak demi mengurai kemacetan.

"Kalau mengatasi kemacetan, anak jangan dilibatkan. Jangan anak yang diubah," kata psikolog anak Seto Mulyadi saat berbincang dengan detikcom, Rabu (26/3/2014).

Jam belajar pukul 06.30 WIB ini dimulai sekitar tahun 2009-2010. Pelajar dipacu masuk lebih pagi demi menghindari kemacetan yang semakin menggila di Jakarta.

"Ini anak-anak dibikin seperti robot karena urusan kemacetan yang menjadi persoalan," jelas Seto.

Andai saja jam belajar anak bisa diubah ke jam yang lebih bersahabat akan sangat bagus. Seorang anak tentunya harus sarapan lebih dahulu untuk belajar. Belum lagi di pagi hari sekali, anak-anak cenderung mengantuk dan tak akan efektif belajar.

"Di home schooling saja belajar mulai jam 9-an. Intinya jam berapapun anak belajar harus gembira. Jadi memang kalau pagi sekali itu rajin sekali, tapi tentu rajin yang konsisten dengan hasil belajarnya. Jangan sampai rajin masuk di pagi hari sekali malah tidak kontraproduktif," tutup dia.


(ndr/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads