Ketika Lengan SBY Terluka dan Cincinnya 'Hilang'

Istana Punya Cerita

Ketika Lengan SBY Terluka dan Cincinnya 'Hilang'

- detikNews
Senin, 24 Mar 2014 10:57 WIB
Foto; Dokumentasi Paspampres
Jakarta - Matahari sedang berada di puncak dan teriknya terasa sangat menyengat. Debu jalanan terangkat ketika iring-iringan mobil memulai perjalanan dengan suara sirine.

Rabu (19/2/2014) Presiden SBY baru saja meresmikan pabrik PT Semen Tonasa Unit V di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Presiden SBY akan bermalam di Pendopo Kota Parepare.

Selama perjalanan menuju Parepare, ratusan orang menyemut di sisi jalan. Mereka menunggu lama untuk bisa bertemu dengan orang nomor satu di negeri ini. Mulai dari manula hingga ibu yang sedang menggendong bayinya bersiap menyambut.

Harap-harap cemas tampak di wajah mereka ketika menunggu iring-iringan melintas. Tak lupa pula mereka menyiapkan berbagai alat dokumentasi mulai dari ponsel berkamera hingga kamera saku.

Antusiasme warga menyambut presidennya sangat tinggi. Bahkan mereka tak segan merapat ke mobil berpelat 'Indonesia 1' untuk melihat lebih dekat wajah pemimpinnya.

Sepanjang perjalanan Presiden SBY memang tak pernah menutup jendela kacanya. Tangan kirinya selalu terbuka melambaikan salam kepada rakyatnya.

Laju mobil Presiden terhambat ketika masyarakat tumpah ruah menutup jalan. Tidak hanya sekadar memfoto, masyarakat juga berdesakan untuk bisa menyentuh tangan Presiden yang masih duduk di dalam mobilnya. Mereka bersalaman dan mencium tangan Presiden.

Tidak jarang anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) turun dari kendaraannya untuk membuka jalan sambil mengantisipasi potensi bahaya kepada diri Presiden. Mereka cukup kewalahan mengurai lautan manusia yang menutup laju kendaraan Presiden.

"Biarkan, mereka sudah lama menunggu saya," ujar SBY seperti ditirukan seorang perwira tinggi Paspampres.

Laju mobil Presiden tidak bisa melebihi 20 km/ Jam. Selain terhambat karena lautan masyarakat yang menyambutnya, Presiden memang tidak ingin kendaraannya melaju kencang.

Di suatu titik dalam perjalanan, seorang anggota Paspampres dari tim penyelamatan motoris merasa ada aneh dengan tangan SBY. Dia melihat SBY tak mengenakan cincin yang biasa menghiasi jari manis tangan kirinya.

Untuk diketahui, tim penyelamatan motoris terdiri dari empat personel dengan menggunakan dua motor sport Yamaha FZ1 1.000 cc. Mereka berpakaian serba hitam dengan menggendong senapan serbu MP5.

Tim motoris ini pengawal terdekat Presiden selama dalam perjalanan. Posisi motor mereka berjarak 1-2 meter di sisi kanan dan kiri mobil Toyota Land Cruiser RI 1.

"Setelah selesai salaman, cincin Bapak nggak ada, jangan-jangan dicuri," ujar salah satu personel motoris.

Dia sempat mencurigai seorang warga yang bersalaman dengan Presiden. Pria berkaos putih itu tiba-tiba lari mendekati SBY untuk bersalaman.

Keanehan itu dilaporkan ke atasannya melalui radio komunikasi. Hal itu untuk memastikan apakah cincin tersebut benar hilang atau tidak.

"Izin Komandan, cincin Bapak (SBY) tidak ada, apakah disimpan atau hilang?" tanya anggota Paspampres tersebut.

Setelah dikroscek kepada ajudan Presiden, ternyata SBY memang sengaja memindahkan cincin berbatu hitam dengan ikat emas itu dari tangan kirinya ke tangan kanannya.

Atas kejeliannya, para anggota tim motoris ini mendapatkan penghargaan. Mereka dinilai teliti dalam menjalankan tugasnya.

Perjalanan dari Kabupaten Pangkep ke Kota Parpepare berjarak sekitar 112 km. Normalnya, perjalanan dapat ditempuh dalam waktu 2 jam. Namun hari itu Presiden SBY menempuh perjalanan selama 5 jam.

Pada Jumat (21/2/2014), setelah menginap semalam di Toraja Utara, Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono melanjutkan perjalanan ke Kota Palopo yang berjarak sekitar 66 kilometer dari Kabupaten Tana Toraja Utara. Suasana perjalanan tidak jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Masyarakat antusias menyambut kehadiran Presiden SBY di setiap sudut jalan. Masyarakat menyemut di dekat mobil Presiden SBY untuk bersalaman dan mengambil foto.

Presiden SBY tiba-tiba meminta ajudannya untuk mencarikan obat merah atau alkohol. Ternyata lengan kiri SBY mengalami luka ringan.

"Mungkin tergores atau tercakar tangan masyarakat saat bersalaman tadi," tutur seorang anggota Paspampres.

SBY memang selalu mengenakan batik atau kemeja lengan pendek selama perjalanan. SBY juga tampak mengenakan sunglass dan rompi krem.

Perjalanan SBY di Sulawesi Selatan berakhir di Kota Makassar setelah melewati 10 kabupaten/kota. 10 kabupaten/kota yang dilewati SBY adalah Pangkep, Barru, Parepare, Sidrap, Enrekang, Tanah Toraja, Toraja Utara, Palopo, Luwu, dan Wajo. Perjalanan melalui jalur darat ini ditempuk sekitar 870 km.


(mpr/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads