Mudahnya Akses Beli Miras Berkorelasi dengan Tingginya Angka Pembunuhan

Mudahnya Akses Beli Miras Berkorelasi dengan Tingginya Angka Pembunuhan

- detikNews
Senin, 24 Mar 2014 05:19 WIB
Jakarta - Mudahnya mendapatkan minuman beralkohol atau minuman keras di sejumlah wilayah di Indonesia ternyata berkorelasi langsung dengan tingginya angka kriminalitas pembunuhan di area itu.

Fakta tersebut terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan Pusat Kajian Kriminologi FISIP UI bersama Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM). Ditemukan data kualitatif yang membuktikan bahwa akses mendapatkan miras yang terlalu mudah merupakan alasan utama mengapa remaja berada dalam pengaruh miras pada saat melakukan tindakan kriminal dalam hal ini pembunuhan.

β€œDari wawancara mendalam yang kita lakukan terhadap 13 orang remaja yang mengonsumsi miras pada saat melakukan tindakan kriminal pembunuhan, ditemukan fakta yang cukup mengerikan, bahwa mereka begitu mudahnya membeli miras dan sama sekali tidak terawasi oleh keluarga maupun lingkungan sosialnya,” ujar Ketua GeNAM Fahira Idris dalam pernyataanya, Senin (24/3/2014).

Penelitian ini juga menemukan bahwa berdasarkan data pemberitaan media massa sebanyak empat persen kejahatan di Jakarta sepanjang 2013 dilatarbelakangi oleh konsumsi miras. β€œStatistiknya masih kecil, karena basis data penelitian kita masih lewat pemberitaan salah satu media cetak lokal jakarta. Namun, dalam perspektif perlindungan anak, ini mengkhawatirkan dan menujukkan masih belum bersahabatnya Kota Jakarta terhadap perlindungan anak-anak kita dari miras,” jelas Fahira.

Fahira mengatakan, solusi untuk marajelalanya miras dikalangan remaja adalah ada intervensi negara dalam mengendalikan produksi, distribusi, dan penjualan miras dan melarang tegas menjual miras kepada remaja kita. Dia mendorong agar para kepala daerah tidak ragu untuk mengeluarkan Perda larangan peredaran miras.

”Saya sangat apresiasi beberapa kepala daerah yang berani membuat terobosan membuat Perda yang melarang 100 persen miras beredar di daerahnya,” ujar Fahira.

Sementara itu, Kepala Pusat Kajian Kriminologi FISIP UI Iqrak Sulhin mengatakan, dalam kajian kriminologi, peran alkohol sebagai faktor kriminogen ini dapat dibedakan ke dalam dua kategori besar, yaitu; berperan langsung dan pemercepat. β€œMeskipun sejumlah penelitian hanya menyatakan bahwa alkohol adalah fasilitator kejahatan, namun banyak penelitian lainnya memberikan konfirmasi adanya pengaruh langsung dalam kasus kejahatan kekerasan,” ujar Iqrak.

(fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads