4 Suara KPK Soal Duet Prabowo-Samad

4 Suara KPK Soal Duet Prabowo-Samad

- detikNews
Jumat, 21 Mar 2014 10:08 WIB
4 Suara KPK Soal Duet Prabowo-Samad
Jakarta - Ketua KPK Abraham Samad (47) mulai dilirik jadi cawapres pendamping Prabowo Subianto (62). Respons beragam muncul dari kolega sesama pimpinan KPK.

Abraham Samad memang memberikan jawaban bersayap saat ditanya soal 'pinangan' Partai Gerindra itu. Bukannya tegas menolak, Abraham malah memilih istikharah dan menunggu takdir apakah dirinya akan tetap jadi Ketua KPK, jadi capres ataupun cawapres.

Berikut respons KPK terkait wacana duet Prabowo-Samad ini:

Belum Bicara di Rapat Pimpinan

Bambang Widjojanto
Nama Ketua KPK Abraham Samad muncul dalam bursa cawapres Partai Gerindra. Ia pun pernah menyampaikan harus meminta izin pimpinan dan pegawai KPK yang lain andai memang akan maju menjadi cawapres. Namun, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menyatakan hingga saat ini belum ada pembicaraan terkait hal itu di antara pimpinan KPK.

"Ini Pak Abraham sendiri belum pernah bicara dalam rapat pimpinan," kata Bambang usai mengisi seminar di Unika Soegijapranata, Semarang, Kamis (20/3/2014).

Ia menegaskan saat ini para pimpinan KPK masih fokus pada pemberantasan korupsi. Lagipula, lanjut Bambang, isu tersebut masih berupa perbincangan di media dan belum bisa dipastikan.

"Terus terang, ini kan baru ribut di media, kami belum pernah mendiskusikan ini. Konsentrasi pimpinan ke pemberantasan korupsi," tegasnya.

Belum Bicara di Rapat Pimpinan

Bambang Widjojanto
Nama Ketua KPK Abraham Samad muncul dalam bursa cawapres Partai Gerindra. Ia pun pernah menyampaikan harus meminta izin pimpinan dan pegawai KPK yang lain andai memang akan maju menjadi cawapres. Namun, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menyatakan hingga saat ini belum ada pembicaraan terkait hal itu di antara pimpinan KPK.

"Ini Pak Abraham sendiri belum pernah bicara dalam rapat pimpinan," kata Bambang usai mengisi seminar di Unika Soegijapranata, Semarang, Kamis (20/3/2014).

Ia menegaskan saat ini para pimpinan KPK masih fokus pada pemberantasan korupsi. Lagipula, lanjut Bambang, isu tersebut masih berupa perbincangan di media dan belum bisa dipastikan.

"Terus terang, ini kan baru ribut di media, kami belum pernah mendiskusikan ini. Konsentrasi pimpinan ke pemberantasan korupsi," tegasnya.

Jika Jadi Cawapres Harus Mundur

Saat ini memang Abraham Samad belum resmi jadi cawapres Prabowo sehingga tidak menganggu kinerja di KPK. Namun jika nantinya benar akan mendampingi Prabowo Subianto, maka seperti halnya pejabat lain, Abraham Samad harus mundur dari jabatan ketua KPK.

"Kita belum punya pengalaman, memang seharusnya kayak pejabat lain, mengundurkan diri," tandas Bambang.

Menanggapi dirinya dilirik untuk menjadi cawapres Prabowo, Abraham Samad memang tidak pernah memberikan jawaban menolak. Sinyal-sinyal positif justru dilontarkan doktor dari Unhas itu.

"Saya tinggal menunggu takdir, apakah jadi wapres, presiden, atau tetap jadi ketua KPK," katanya Rabu (19/3/2014).

Jika Jadi Cawapres Harus Mundur

Saat ini memang Abraham Samad belum resmi jadi cawapres Prabowo sehingga tidak menganggu kinerja di KPK. Namun jika nantinya benar akan mendampingi Prabowo Subianto, maka seperti halnya pejabat lain, Abraham Samad harus mundur dari jabatan ketua KPK.

"Kita belum punya pengalaman, memang seharusnya kayak pejabat lain, mengundurkan diri," tandas Bambang.

Menanggapi dirinya dilirik untuk menjadi cawapres Prabowo, Abraham Samad memang tidak pernah memberikan jawaban menolak. Sinyal-sinyal positif justru dilontarkan doktor dari Unhas itu.

"Saya tinggal menunggu takdir, apakah jadi wapres, presiden, atau tetap jadi ketua KPK," katanya Rabu (19/3/2014).

Samad Bakal Selesaikan Tugas di KPK

Busyro Muqoddas
Mengenai 'lamaran' Gerindra untuk menjadi cawapres, Ketua KPK Abraham Samad akan meminta restu ke komisioner lainnya terlebih dahulu. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas ingin koleganya itu tetap bertahan di KPK.

"Saya yakin sahabat saya itu akan lebih fokus untuk menyempurnakan misi mulianya di KPK di saat para pelaku korupsi itu justru sebagian datang dari sejumlah parpol," ujar Busyro dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (19/3/2014).

Abraham merespons minat Gerindra untuk menjadikannya cawapres Prabowo Subianto. Selain akan salat istikharah, Abraham juga akan minta izin ke pimpinan yang lain. "Saya harus minta izin kepada pimpinan yang lain dan seluruh pegawai KPK, kalau mereka merestui dan setelah istikharah dan mendapatkan petunjuk, baru saya ambil keputusan," kata Abraham di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Samad Bakal Selesaikan Tugas di KPK

Busyro Muqoddas
Mengenai 'lamaran' Gerindra untuk menjadi cawapres, Ketua KPK Abraham Samad akan meminta restu ke komisioner lainnya terlebih dahulu. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas ingin koleganya itu tetap bertahan di KPK.

"Saya yakin sahabat saya itu akan lebih fokus untuk menyempurnakan misi mulianya di KPK di saat para pelaku korupsi itu justru sebagian datang dari sejumlah parpol," ujar Busyro dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (19/3/2014).

Abraham merespons minat Gerindra untuk menjadikannya cawapres Prabowo Subianto. Selain akan salat istikharah, Abraham juga akan minta izin ke pimpinan yang lain. "Saya harus minta izin kepada pimpinan yang lain dan seluruh pegawai KPK, kalau mereka merestui dan setelah istikharah dan mendapatkan petunjuk, baru saya ambil keputusan," kata Abraham di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Dukungan dari Jubir KPK

Ketua KPK Abraham Samad terus memberi jawaban yang membuka peluang terkait ketertarikan Gerindra untuk meminangnya sebagai cawapres. Jubir KPK Johan Budi memberikan dukungan, namun seperti kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Abraham harus mundur.

"Kalau memang sudah resmi untuk nyapres atau wapres, ya kami mendukung. Namun, sesuai ketentuan, yang bersangkutan harus mundur," ujar Johan Budi kepada detikcom, Rabu (19/3/2014).

Menurut Johan sesuai dengan UU 30 Tahun 2002 Tentang KPK disebutkan bahwa pimpinan lembaga itu harus steril dari kepentingan politik. Bahkan disebutkan secara gamblang, pimpinan tidak boleh masuk dalam pengurus partai politik.

"Termasuk juga dengan dicalonkan. Ketentuannya seperti itu. Itu berlaku bila sudah resmi untuk mencalonkan diri," ujar Johan.

Abraham sebelumnya 'memberi angin' terhadap ajakan dari Gerindra. "Saya tinggal menunggu takdir, apakah jadi Wapres, Presiden atau tetap jadi Ketua KPK," ujar Abraham dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Rabu (19/3).

Dukungan dari Jubir KPK

Ketua KPK Abraham Samad terus memberi jawaban yang membuka peluang terkait ketertarikan Gerindra untuk meminangnya sebagai cawapres. Jubir KPK Johan Budi memberikan dukungan, namun seperti kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Abraham harus mundur.

"Kalau memang sudah resmi untuk nyapres atau wapres, ya kami mendukung. Namun, sesuai ketentuan, yang bersangkutan harus mundur," ujar Johan Budi kepada detikcom, Rabu (19/3/2014).

Menurut Johan sesuai dengan UU 30 Tahun 2002 Tentang KPK disebutkan bahwa pimpinan lembaga itu harus steril dari kepentingan politik. Bahkan disebutkan secara gamblang, pimpinan tidak boleh masuk dalam pengurus partai politik.

"Termasuk juga dengan dicalonkan. Ketentuannya seperti itu. Itu berlaku bila sudah resmi untuk mencalonkan diri," ujar Johan.

Abraham sebelumnya 'memberi angin' terhadap ajakan dari Gerindra. "Saya tinggal menunggu takdir, apakah jadi Wapres, Presiden atau tetap jadi Ketua KPK," ujar Abraham dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Rabu (19/3).
Halaman 2 dari 10
(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads