βInvestasi politik sebesar angka itu tidak menjamin calon legislator akan terpilih, tetapi kurang dari angka itu maka peluangnya akan sangat kecil sekali,β kata dosen dan peneliti LPEM UI, Teguh Dartanto dalam seminar bertajuk Menjadi Wakil Rakyat: Investasi dan Relasi Calon Legislatif, di Jakarta, Rabu (19/3/2014).
Teguh mencoba mengkalkulasikan total belanja yang dihabiskan kandidat ketika kampanye. Dengan menggunakan teori investasi klasik ia mendapat estimasi investasi politik caleg yang dibagi dalam lima kategori berdasarkan tingkat kewajarannya.
Perhitungan dilakukan dengan mengalikan antara peluang terpilih dan nilai harapan pendapatan anggota dewan. Nilai ini didapat dari penjumlahan resmi faktor non-ekonomi seperti kekuasaan, status sosial dan penghormatan, serta pendapatan tak resmi.
βJumlah yang wajar dan optimal untuk caleg yakni Rp 1,18 miliar β Rp 4,6 miliar. Tapi yang terjadi di lapangan banyak caleg yang over dari Rp 4,6 miliar. Ini sudah tidak wajar. Inilah yang mendorong perilaku aneh-aneh dan melanggar hukum,β kata Teguh.
Berikut ini tingkat kewajaran investasi politik Caleg DPR
Dibawah Rp 787 juta: kurang/sedikit,
Rp 787 juta β Rp 1,18 miliar: optimal,
Rp1,18 miliar β Rp 4,6 miliar: wajar dan peluang terpilih besar,
Rp 4,6 miliar β Rp 9,3 miliar: tidak wajar
Diatas Rp 9,3 miliar: tidak rasional
Adapun estimasi untuk caleg DPRD Provinsi
Di bawah Rp320 juta: kurang/ sedikit,
Rp 320 β Rp 481 juta: optimal,
Rp 481 juta β Rp 1,55 miliar: wajar dan peluang terpilih besar,
Rp 1,55 miliar β Rp 3 miliar: tidak wajar,
Di atas Rp 3 miliar: tidak rasional.
(ros/dha)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini