Diberi nama Sabuk, kapal yang berkelir putih-coklat muda itu diharapkan bisa mengikat seluruh lautan dan kepulauan yang tersebar di Nusantara. Lima lantainya bisa mengangkut 400 orang penumpang di dek utama serta 50 ton barang, sedangkan lajunya bisa mencapai 12 knots atau sekitar 22 km/ jam.
Kita boleh berbangga hati dengan beroperasinya KM Sabuk Nusantara 37 karena semua pengerjaan dan komponennya berasal dari dalam negeri sendiri. Barang boleh lokal tapi jika dilihat sepintas tidak ada bedanya dengan kapal-kapal keluaran perusahaan asing.
Namanya kapal baru, bau cat di kamar-kamar penumpang masih cukup menusuk hidung. Kamar kelas I yang berada di lantai 2 disesaki oleh 2 dua tempat tidur yang posisinya bersebelahan. Kasurnya cukup empuk, nyaman digunakan untuk rebahan atau duduk sambil menonton tv 14 inchi yang juga tersedia di kamar.
Kamar kelas II letaknya berada di lantai 1, sejumlah kasur tingkat yang lebih mirip matras berwarna biru berukuran besar berjejer rapi siap menjadi tempat penumpang melepas penat . Satu lemari berukuran besar yang berada di pojok berisi pelampung oranye untuk mengantisipasi keadaan darurat.
Bagus kok ini tempat tidurnya," komentar Wamenhub Bambang Susantono yang ikut berkeliling di kapal, Rabu (19/4/2014).
Tidak banyak fasilitas yang ditawarkan KM Sabuk Nusantara 37 yang berlabel kapal perintis ini bagi para penumpangnya. Hanya ada kantin yang menyediakan makanan atau minuman sebagai pemuas lapar dahaga para penumpang.
Ruang Anjungan berada di lantai paling atas. Di lantai ini, Bambang sempat memgutak-atik joy stick dan mencoba fungsi radar. Hal ini dilakukannya sebab penting mengingat keselamatan seluruh awak kapal dan penumpang KM Sabuk Nusantara 37 berada di ruang yang 100 persen berada di bawah kendali nahkoda itu.
"Pemberangkatan pertama kapal ini akan menuju Kepulauan Mentawai malam ini pukul 19.00 WIB," tutur sang kapten dengan percaya diri dan penuh keyakinan.
(gah/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini