Di hari pertama kampanye, Dwiki mengunjungi sejumlah perkebunan Sawit di Sabah, Malaysia. Suami dari penyanyi Ita Purnamasari ini mengaku kaget saat menemukan ada 300 ribu orang Indonesia bekerja di wilayah Sabah, Malaysia terutama di Perkebunan Sawit.
Dari jumlah tersebut, 250 ribu TKI yang memiliki tanggungan keluarga, dan 50 ribu di antaranya anak usia sekolah. Namun dari 50 ribu anak usia sekolah itu hanya ada 10 ribu saja yang memiliki kesempatan mengenyam bangku pendidikan.
Sekolah-sekolah di perkebunan sawit tersebut didirikan oleh Yayasan Peduli Pendidikan Anak Indonesia, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat lainnya. Sementara Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) hanya bisa menampung sekitar 400 sampai 500 siswa. Itu pun lokasinya terlalu jauh dari lokasi perkebunan sawit.
“Menurut hemat saya fenomena TKI di Sabah sangat rentan dari sisi nasionalisme kebangsaan Indonesia,” kata Dwiki melalui keterangan tertulisnya hari ini, Selasa (18/3). Dia pun sempat bertanya kepada para TKI tersebut soal pilihan kewarganegaraan mereka.
“Lebih dari 60 persen ketika ditanya, menyatakan lebih memilih menjadi warga negara Malaysia,” kisah Dwiki.
Dwiki yang datang ke Sabah membawa sejumlah rombongan pemusik ini pun membuka konser menghibur TKI dan keluarganya dengan menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'. Konser ditutup dengan bersama-sama menyanyikan lagu 'Indonesia Pusaka'.
(erd/van)