Benteng Tolucco, Toloko atau Santo Lucas ini didirikan oleh Francisco Serao, seorang Portugis pada tahun 1540. Dalam Wikipedia disebutkan, Serao adalah pimpinan dari rombongan Portugis yang pertama kali menginjakkan kaki di Ternate tahun 1512 yang diizinkan Kesultanan Ternate mendirikan pos dagang.
Saat detikcom berkunjung ke benteng di Kecamatan Sangaji, Ternate, Maluku Utara itu pada Sabtu (15/3/2014) lalu, benteng batu itu masih berdiri kokoh dengan taman yang tampak terawat. Belasan anak tangga harus dilalui sebelum sampai ke benteng.
Namun begitu sampai di benteng, pemandangan yang ada begitu menakjubkan! Seluruh penjuru Kota Ternate bisa terlihat di kaki Gunung Gamalama.
Benteng di timur Kota Terrnate ini menghadap Laut Maluku yang lepas dan biru. Kapal-kapal nelayan dan kapal lain yang sedang sandar dan hilir mudik pun bisa terlihat. Di sebelah kanan ada Pulau Tidore dan Maitara, juga Pulau Halmahera di sebelah kiri.
Panas Matahari yang menyengat jadi terlupakan melihat pemandangan itu plus angin sepoi-sepoi yang bertiup.
Menurut papan penjelasan yang ada dalam kompleks benteng, letak benteng ini yang berada di atas bukit batu karang di ketinggian dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan pada Sultan Ternate dan lalu lintas perdagangan di perairan Ternate.
Mengenai nama Tolucco itu sendiri, beberapa catatan mengatakan nama ini diambil dari penguasa kesepuluh yang duduk di singgasana Ternate, Kaicil Toluko. Namun Kaicil baru memerintah tahun 1692, sedangkan benteng didirikan tahun
1540, maka nama Kaicil Toluko dinafikan. Di papan petunjuk nama lain Benteng Tolucco itu aliasnya Santo Lucas.
Dalam papan petunjuk, tercatat benteng ini mengalami beberapa kali perbaikan. Yakni pada tahun 1610 benteng ini dipugar oleh seorang Belanda, Pieter Both. Saat itu, benteng dimaksudkan sebagai pertahanan bangsa Spanyol yang menjadi sekutu Portugis yang menggempur Ternate. Pemerintah Hindia Belanda yang membantu Ternate mengizinkan Sultan Madarsyah dengan 160 personel pasukan menempati benteng ini tahun 1661.
Perbaikan selanjutnya tercatat tahun 1864, benteng dipugar oleh residen P van der Crab. Dan terakhir pemugaran dilakukan Pemerintah Indonesia tahun 1990. Keterangan terakhir didapatkan dari prasasti yang ditempelkan di benteng itu, yang diteken oleh Kemendikbud IR Prof Ing Wardiman Djojonegoro yang meresmikan purna pugarnya tanggal 25 November 1997.
Menurut Raymond, pemandu dan sopir yang mendampingi wartawan, ada sekitar belasan benteng di Kota Ternate ini. Benteng Tolucco peninggalan Portugis dan Benteng Oranje peninggalan Belanda adalah dua benteng besar yang terawat.
"Yang lainnya itu, yang kecil-kecil banyak yang nggak terawat. Sayang sekali," kata dia.
(nwk/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini