3 Suara Galau Letnan Jenderal Prabowo

3 Suara Galau Letnan Jenderal Prabowo

- detikNews
Minggu, 16 Mar 2014 11:02 WIB
3 Suara Galau Letnan Jenderal Prabowo
Jakarta - Gubernur DKI Jokowi resmi jadi capres PDIP. Pro kontra muncul di kalangan elite politik tanah air. Capres Gerindra Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto pun langsung menyindir soal komitmen Jokowi menyelesaikan tugas selama 5 tahun di DKI.

Dijumpai saat hendak memulai kampanye perdana Partai Gerindra di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (16/3/2014), Prabowo langsung mengomentari panjang lebar pencapresan Jokowi. Prabowo menyinggung membandingkan Jokowi dengan Ahok yang bakal tetap di DKI.

Pencapresan Jokowi memang diprediksi bakal mengancam mimpi Prabowo jadi presiden. Apalagi saat ini elektabilitas Jokowi masih di atas Prabowo.

Berikut 3 suara galau Letnan Jenderal (Purn) Prabowo soal pencapresan Jokowi:




Biar Rakyat yang Menilai

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto enggan menanggapi pencapresan Joko Widodo (Jokowi) oleh PDIP. Ia menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai langkah gubernur DKI itu maju dalam pilpres 2014.

"Ya biarlah rakyat yang menilai. Kalau saya yang menilai, nanti nggak objektif ya," kata Prabowo di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (16/3/2014).

Jokowi adalah capres yang kerap menguasai hasil-hasil survei menjelang pemilu 2014. Pencapresannya oleh PDIP pun dinilai mengubah peta politik menjelang pesta demokrasi. Namun Prabowo tak mau menilai perubahan yang akan terjadi itu.

"Kita tetap semangat. Kita bela Indonesia kok, Kita bela bangsa kok. Kita nggak gentar. Kita semangat, strategi kita turun ke rakyat, membela rakyat, kalau perlu dengan kekuatan rakyat," ujar Prabowo.

Pencapresan gubernur DKI itu juga dinilai oleh para pakar akan menyulitkan para capres lainnya. Namun Prabowo menyatakan dirinya optimis menghadapi pilpres 2014 ini.

"Iya tetap optimis dong, tanya saja rakyat. Jangan tanya survei yang dibayar," ujar Prabowo disusul tawanya.

Biar Rakyat yang Menilai

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto enggan menanggapi pencapresan Joko Widodo (Jokowi) oleh PDIP. Ia menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai langkah gubernur DKI itu maju dalam pilpres 2014.

"Ya biarlah rakyat yang menilai. Kalau saya yang menilai, nanti nggak objektif ya," kata Prabowo di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (16/3/2014).

Jokowi adalah capres yang kerap menguasai hasil-hasil survei menjelang pemilu 2014. Pencapresannya oleh PDIP pun dinilai mengubah peta politik menjelang pesta demokrasi. Namun Prabowo tak mau menilai perubahan yang akan terjadi itu.

"Kita tetap semangat. Kita bela Indonesia kok, Kita bela bangsa kok. Kita nggak gentar. Kita semangat, strategi kita turun ke rakyat, membela rakyat, kalau perlu dengan kekuatan rakyat," ujar Prabowo.

Pencapresan gubernur DKI itu juga dinilai oleh para pakar akan menyulitkan para capres lainnya. Namun Prabowo menyatakan dirinya optimis menghadapi pilpres 2014 ini.

"Iya tetap optimis dong, tanya saja rakyat. Jangan tanya survei yang dibayar," ujar Prabowo disusul tawanya.

Ahok Akan Selesaikan Tugas di DKI

Setelah Jokowi resmi jadi capres PDIP, Prabowo menegaskan bahwa Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bakal menyelesaikan tugas memimpin DKI. Kalimat ini jelas sindiran keras ke Jokowi yang sudah didaulat Mega jadi capres PDIP.

"Saya menghendaki saudara Ahok selesaikan tugasnya sesuai janji pada rakyat. Bagi Saya, ucapan seorang pemimpin adalah UU yang tak boleh dilanggar. Jadi Ahok selesaikan tugasnya selama 5 tahun," kata Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (16/3/2014).

Soal kriteria cawapresnya, Prabowo pun kembali menyindir sosok Jokowi.

"Kita berharap pada kebersihan kejujuran, dan akhlak pemimpin yang selalu pegang teguh janji. Ucapannya bisa dipegang," kata Prabowo.

"Jangan bicara A tapi tidak dilaksanakan. Saya kira berbahaya jika pemimpin Indonesia mencla-mencle. Satu hari bilang A lalu bilang B, jam 2 tahu lalu jam 3 tempe," ujar Prabowo diikuti tawanya.

Ahok Akan Selesaikan Tugas di DKI

Setelah Jokowi resmi jadi capres PDIP, Prabowo menegaskan bahwa Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bakal menyelesaikan tugas memimpin DKI. Kalimat ini jelas sindiran keras ke Jokowi yang sudah didaulat Mega jadi capres PDIP.

"Saya menghendaki saudara Ahok selesaikan tugasnya sesuai janji pada rakyat. Bagi Saya, ucapan seorang pemimpin adalah UU yang tak boleh dilanggar. Jadi Ahok selesaikan tugasnya selama 5 tahun," kata Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (16/3/2014).

Soal kriteria cawapresnya, Prabowo pun kembali menyindir sosok Jokowi.

"Kita berharap pada kebersihan kejujuran, dan akhlak pemimpin yang selalu pegang teguh janji. Ucapannya bisa dipegang," kata Prabowo.

"Jangan bicara A tapi tidak dilaksanakan. Saya kira berbahaya jika pemimpin Indonesia mencla-mencle. Satu hari bilang A lalu bilang B, jam 2 tahu lalu jam 3 tempe," ujar Prabowo diikuti tawanya.

Apa Salah Saya?

Penetapan capres Joko Widodo oleh PDIP dinilai telah melanggar perjanjian antara Partai Gerindra dengan PDIP pada tahun 2009 lalu, yang dikenal dengan perjanjian Batu Tulis. Perjanjian ini ditandatangani Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto.

Bagi Prabowo, pencapresan pria yang akrab disapa Jokowi itu adalah sebuah tanda tanya. Prabowo mengaku tak mengerti alasan PDIP tidak mematuhi perjanjian yang dibuat di Bogor itu.

"Kalau Anda manusia, lalu ada di pihak saya, bagaimana? Ya pikirkan saja. Saya tidak mengerti apa salah saya, saya menghormati beliau (Mega)," kata Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jaktim, Minggu (16/3/2014).

Prabowo bercerita, perjanjian itu dibuat karena kesamaan yang ada antara Gerindra dan PDIP. Kesamaan itu adalah kecocokan dalam pandangan kebangsaan dan nasionalisme, sehingga muncul keinginan bisa berjuang bersama yang melandasi perjanjian itu.

"Kita merasa demi kebaikan bangsa, ingin teruskan hubungan itu. Tapi dalam dinamika politik yang terjadi, apa yang kita lihat sekarang? Bagaimana tidak serius, saya kira dua tokoh partai besar kalau buat perjanjian masa nggak serius?" kata mantan Danjen Kopassus ini.

Kemudian Prabowo mengatakan, jika PDIP tak ingin lagi komitmen pada perjanjian itu, maka seharusnya diselesaikan dengan cara bertatap muka. "Saya tadinya berharap diberitahu, namanya perjanjian kalau tidak cocok ya bisa saja," kata Prabowo.

Apa Salah Saya?

Penetapan capres Joko Widodo oleh PDIP dinilai telah melanggar perjanjian antara Partai Gerindra dengan PDIP pada tahun 2009 lalu, yang dikenal dengan perjanjian Batu Tulis. Perjanjian ini ditandatangani Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto.

Bagi Prabowo, pencapresan pria yang akrab disapa Jokowi itu adalah sebuah tanda tanya. Prabowo mengaku tak mengerti alasan PDIP tidak mematuhi perjanjian yang dibuat di Bogor itu.

"Kalau Anda manusia, lalu ada di pihak saya, bagaimana? Ya pikirkan saja. Saya tidak mengerti apa salah saya, saya menghormati beliau (Mega)," kata Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jaktim, Minggu (16/3/2014).

Prabowo bercerita, perjanjian itu dibuat karena kesamaan yang ada antara Gerindra dan PDIP. Kesamaan itu adalah kecocokan dalam pandangan kebangsaan dan nasionalisme, sehingga muncul keinginan bisa berjuang bersama yang melandasi perjanjian itu.

"Kita merasa demi kebaikan bangsa, ingin teruskan hubungan itu. Tapi dalam dinamika politik yang terjadi, apa yang kita lihat sekarang? Bagaimana tidak serius, saya kira dua tokoh partai besar kalau buat perjanjian masa nggak serius?" kata mantan Danjen Kopassus ini.

Kemudian Prabowo mengatakan, jika PDIP tak ingin lagi komitmen pada perjanjian itu, maka seharusnya diselesaikan dengan cara bertatap muka. "Saya tadinya berharap diberitahu, namanya perjanjian kalau tidak cocok ya bisa saja," kata Prabowo.
Halaman 2 dari 8
(van/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads