Detikcom mencoba meminta pendapat sejumlah warga yang melintas di sekitaran Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (15/3/2014). Dari lima orang, empat di antaranya setuju akan keputusan Jokowi maju sebagai Presiden RI berikutnya.
Sunyoto (55), misalnya, dia mengungkapkan, mantan wali kota Solo itu adalah sosok yang berani terbuka dan tegas. Berbeda dengan zaman-zaman sebelumnya.
"Setuju, karena ini pertama kali ada orang yang di luar reformasi Pak Harto ada sikap tegas. Begitu juga dengan sikap keterbukaan dia, jadi orang bisa tahu apa alasan sebuah kebijakan itu diambil. Dia itu membawa harapan baru. Tidak banyak teori, simpel dan pragmatis orangnya," papar Sunyoto yang mengaku sebagai wirausahawan kepada detikcom, Sabtu (15/3/2014).
Dia juga mengungkapkan, yang menjadi persoalan bukan pantas atau tidaknya Jokowi meninggalkan kursi DKI 1. Sunyoto menganggap yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah bagaimana seorang pemimpin itu bersikap dan mengambil hati rakyat secara nyata. Tidak dengan obral janji semata.
"Permasalahan Jakarta itu tidak bisa diselesaikan dalam 1 hari. Kepresidenan ini kan tentang kepemimpinan, ada yang mau merakyat atau memilih jauh dari rakyat," lanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh seorang mahasiswi salah satu universitas swasta di Jakarta, Devi. Perempuan berusia 20 tahun ini mengaku mendukung Jokowi untuk duduk di kursi istana negara. Alasannya selama Jokowi menjadi Gubernur DKI, dia melihat perubahan-perubahan yang nyata.
"Setuju karena di bawah kepemimpinannya di Jakarta sudah mulai banyak yang berubah. Memang macet dan banjir masih ada. Tapi Gubernur yang dulu-dulu juga belum bisa ngatasinnya kan?" tanyanya retoris.
Sementara itu, Supardi (26) dan Joko (35), yang menjadi pedagang minuman keliling juga menyatakan setuju terhadap pencapresan Jokowi. Sosoknya yang merakyat dan pro rakyat kecil dinilainya menjadi nilai plus.
"Setuju karena dia orangnya sederhana dan mau turun ke bawah (blusukan) lihat kondisi dan dengar langsung warga. Apalagi nanti kalau jadi presiden," ungkap keduanya.
Di lain pihak, seorang karyawan swasta bernama Bimo (27) mengaku kecewa dan tidak setuju dengan keputusan Jokowi maju jadi presiden. Pasalnya, ia menilai langkah ini terlalu dini dan masih banyak hal yang perlu dibenahi di Jakarta.
"Nggak setuju karena sebagai Gubernur DKI Jakarta yang belum 2 tahun sudah nyapres. Masih banyak masalah di Jakarta yang belum terselesaikan. Jadi menurut saya terlalu dini melangkahkan kaki ke RI 1," katanya.
(trq/trq)











































