"Sebelumnya tersangka berpacaran dengan Iis, ibunya korban," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Sabtu (15/3/2014).
Keseharian Iis adalah sebagai pedagang es teh di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Sementara Dadang mengamen di kawasan yang sama. Di situlah mereka berkenalan.
"Namun ternyata Iis mempunyai pria lagi sehingga tersangka sakit hati dan menculik anaknya yang bernama Iqbal," ungkap Rikwanto.
Korban diculik di kawasan Senen, Jakarta Pusat sejak Desember 2012 lalu. Setelah itu korban diajak untuk mengamen bersama tersangka. Namun karena korban sering menangis, tersangka pun jengkel hingga akhirnya menganiaya korban.
Korban kerap dianiaya tersangka dengan cara disundut puntung rokok hingga digunting lidahnya.
Kasus ini diketahui setelah sebelumnya korban bersama tersangka diantar oleh seorang warga yang merasa kasihan dengan kondisi korban, ke Puskesmas Pademangan. Setelah diperiksa di puskesmas tersebut, dokter menaruh kecurigaan pada Dadang yang saat itu mengaku sebagai ayah angkat korban.
Sebab, saat diperiksa kondisi korban penuh dengan luka bekas sundutan, setrikaan dan kemaluannya yang membengkak. Korban sendiri saat dibawa ke puskesmas dalam kondisi kejang-kejang.
Pihak puskesmas yang mencurigai hal itu kemudian melaporkan ke aparat polisi. Polisi kemudian datang ke puskesmas dan langsung mengamankan Dadang. Setelah diinterogasi polisi, Dadang pun mengaku bahwa ia bukan ayah korban dan ia juga mengakui telah menganiaya korban.
(mei/aan)