Beberapa capres seperti Gita Wirjawan, Hayono Isman, Dino Patti Djalal hingga Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun mendukung Jokowi. Lalu siapa saja yang kontra? Ini dia hasil penelusuran detikcom, Sabtu (15/3/2014).
|
|
Gita Wirjawan: Selamat Kepada Jokowi
|
|
"Sebagai sahabat, saya memberikan selamat kepada Jokowi karena sudah lebih dahulu ditetapkan sebagai Calon Presiden oleh Partai PDI Perjuangan," kata Gita.
"Sementara saya masih akan menunggu hasil proses Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat," lanjutnya lagi dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (14/3/2014).
Mantan Menteri Perdagangan ini menghormati sikap politik yang sudah diputuskan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan mendorong Jokowi dalam Pilpres. "Menghormati sikap politik PDI Perjuangan dan Ibu Megawati Soekarnoputri yang menunjuk Jokowi sebagai calon presiden," jelas Gita.
Meski belum juga tentu menang dalam konvensi, Gita percaya, siapapun yang menjadi presiden akan mampu membawa perubahan bagi Indonesia.
Gita Wirjawan: Selamat Kepada Jokowi
|
|
"Sebagai sahabat, saya memberikan selamat kepada Jokowi karena sudah lebih dahulu ditetapkan sebagai Calon Presiden oleh Partai PDI Perjuangan," kata Gita.
"Sementara saya masih akan menunggu hasil proses Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat," lanjutnya lagi dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (14/3/2014).
Mantan Menteri Perdagangan ini menghormati sikap politik yang sudah diputuskan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan mendorong Jokowi dalam Pilpres. "Menghormati sikap politik PDI Perjuangan dan Ibu Megawati Soekarnoputri yang menunjuk Jokowi sebagai calon presiden," jelas Gita.
Meski belum juga tentu menang dalam konvensi, Gita percaya, siapapun yang menjadi presiden akan mampu membawa perubahan bagi Indonesia.
Ahok: Untuk Kepentingan Lebih Baik, Kenapa Nggak Rela?
|
|
"Kayak gitu biasa, waktu saya jadi DPRD (dan mencalonkan diri menjadi Bupati Belitung Timur), jangan berhenti. Waktu jadi Bupati juga begitu, jangan berhenti. Jadi DPR RI, begitu. Biasalah," ujar Ahok.
Hal ini disampaikan Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2014).
Ahok menilai, masyarakat harus merelakan hal-hal yang kadang memang harus berubah demi mendapatkan hal yang lebih baik. "Kalau untuk kepentingan yang lebih baik, kenapa nggak rela?" kata Ahok.
"Toh kalau nggak jadi (terpilih jadi presiden), balik lagi menjadi gubernur," imbuhnya.
Ahok mengatakan bahwa saat ini adalah zaman dimana seorang pejabat tidak lagi dilihat dari kepintarannya berbicara dan modal ekonomi. Namun, menurutnya stigma sudah bergeser pada rekam jejak atau track record.
Ahok: Untuk Kepentingan Lebih Baik, Kenapa Nggak Rela?
|
|
"Kayak gitu biasa, waktu saya jadi DPRD (dan mencalonkan diri menjadi Bupati Belitung Timur), jangan berhenti. Waktu jadi Bupati juga begitu, jangan berhenti. Jadi DPR RI, begitu. Biasalah," ujar Ahok.
Hal ini disampaikan Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2014).
Ahok menilai, masyarakat harus merelakan hal-hal yang kadang memang harus berubah demi mendapatkan hal yang lebih baik. "Kalau untuk kepentingan yang lebih baik, kenapa nggak rela?" kata Ahok.
"Toh kalau nggak jadi (terpilih jadi presiden), balik lagi menjadi gubernur," imbuhnya.
Ahok mengatakan bahwa saat ini adalah zaman dimana seorang pejabat tidak lagi dilihat dari kepintarannya berbicara dan modal ekonomi. Namun, menurutnya stigma sudah bergeser pada rekam jejak atau track record.
Dino Patti: Pertanyaan Besar Telah Terjawab
|
|
"Lanskapnya sudah jelas sekarang. Karena selama ini kita menebak-nebak apakah Pak Jokowi akan maju. Pertanyaan besar telah terjawab," kata Dino di Kafe Galeri, Taman Ismail Marzuki Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2014).
Dini menilai, dengan majunya Jokowi maka peta persaingan Pemilu 2014 semakin bisa dilihat. Yang jelas, persaingan Pemilu kali ini akan menjadi lebih berbobot karena masyarakat menjadi semakin punya banyak pilihan.
"Persaingan Pemilu akan semakin berbobot," kata Dino.
Apakah Dino bersedia menjadi cawpres Jokowi? "Saya masih dalam jalur konvensi capres PD. Tujuan kita adalah menampilkan pilihan bagi siapa yang mewakili jadi capres. Nanti hitungannnya kita lihat setelah Pileg," jawabnya.
Dino Patti: Pertanyaan Besar Telah Terjawab
|
|
"Lanskapnya sudah jelas sekarang. Karena selama ini kita menebak-nebak apakah Pak Jokowi akan maju. Pertanyaan besar telah terjawab," kata Dino di Kafe Galeri, Taman Ismail Marzuki Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2014).
Dini menilai, dengan majunya Jokowi maka peta persaingan Pemilu 2014 semakin bisa dilihat. Yang jelas, persaingan Pemilu kali ini akan menjadi lebih berbobot karena masyarakat menjadi semakin punya banyak pilihan.
"Persaingan Pemilu akan semakin berbobot," kata Dino.
Apakah Dino bersedia menjadi cawpres Jokowi? "Saya masih dalam jalur konvensi capres PD. Tujuan kita adalah menampilkan pilihan bagi siapa yang mewakili jadi capres. Nanti hitungannnya kita lihat setelah Pileg," jawabnya.
Bang Sani: Ini Pendidikan yang Tidak Baik Bagi Jakarta
|
|
"Ini pendidikan politik yang tidak baik bagi Jakarta dan Indonesia," kata Bang Sani, panggilan Triwisaksana, kepada detikcom, Jumat (14/3/2014).
Sani mendasarkan kritikannya terhadap sikap Jokowi pada tiga hal. Pertama, Jokowi telah berkomitmen untuk menyelesaikan masa jabatannya di Jakarta dan menurutnya telah Jokowi ingkar.
"Pertama, Pak Jokowi terkesan lari dari komitmen dan tanggung jawabnya terhadap Jakarta padahal belum selesai mengabdi satu periode," kata Sani.
Sani kecewa lantaran menilai jabatan Gubernur DKI hanya dijadikan alat politik oleh Jokowi. Padahal kepentingan publik harus diutamakan di atas kepentingan politis.
"Kedua, preseden tidak baik karena jabatan Gubernur telah dijadikan sebagai batu loncatan demi kepentingan politik," lanjut Sani.
Terakhir, problem Ibu Kota masih belum berhasil diatasi oleh Jokowi. Menurut dia, Jokowi mencapres di tengah kondisi Jakarta yang masih merana dilanda banjir dan macet. Seharusnya kinerja Jokowi di DKI dinilai terlebih dahulu, sebelum dijadikan capres.
"Ketiga, pemimpin dicalonkan hanya berdasarkan citra, tidak kinerja (seharusnya dicalonkan berdasarkan kinerja). Karena macet dan banjir Jakarta justru makin tidak jelas pengelolaannya saat ini di Jakarta," tandasnya.
Bang Sani: Ini Pendidikan yang Tidak Baik Bagi Jakarta
|
|
"Ini pendidikan politik yang tidak baik bagi Jakarta dan Indonesia," kata Bang Sani, panggilan Triwisaksana, kepada detikcom, Jumat (14/3/2014).
Sani mendasarkan kritikannya terhadap sikap Jokowi pada tiga hal. Pertama, Jokowi telah berkomitmen untuk menyelesaikan masa jabatannya di Jakarta dan menurutnya telah Jokowi ingkar.
"Pertama, Pak Jokowi terkesan lari dari komitmen dan tanggung jawabnya terhadap Jakarta padahal belum selesai mengabdi satu periode," kata Sani.
Sani kecewa lantaran menilai jabatan Gubernur DKI hanya dijadikan alat politik oleh Jokowi. Padahal kepentingan publik harus diutamakan di atas kepentingan politis.
"Kedua, preseden tidak baik karena jabatan Gubernur telah dijadikan sebagai batu loncatan demi kepentingan politik," lanjut Sani.
Terakhir, problem Ibu Kota masih belum berhasil diatasi oleh Jokowi. Menurut dia, Jokowi mencapres di tengah kondisi Jakarta yang masih merana dilanda banjir dan macet. Seharusnya kinerja Jokowi di DKI dinilai terlebih dahulu, sebelum dijadikan capres.
"Ketiga, pemimpin dicalonkan hanya berdasarkan citra, tidak kinerja (seharusnya dicalonkan berdasarkan kinerja). Karena macet dan banjir Jakarta justru makin tidak jelas pengelolaannya saat ini di Jakarta," tandasnya.
Ruhut Sitompul: Tidak Akan Menang!
|
|
"Emang gue pikirin. Dia nggak akan menang kok, gimana orang kaya begitu mau jadi presiden? PDIP hanya melihat pamor Jokowi," ujar Ruhut saat dihubungi wartawan, Jumat (14/3/2014).
Ruhut menganggap PDIP hanya memanfaatkan popularitas Jokowi. Ia yakin jagonya di konvensi capres PD, Pramono Edhie Wibowo, masih jauh lebih baik.
"Kalah jauh lah, apalagi dibandingkan dengan Pramono Edhi Wibowo. Pasti kalah lah dari segi kualitas. Bagaimana mau jadi presiden, ngurus Jakarta saja masih macet, banjir, korupsi, timsesnya korupsi bus," kata anggota Komisi III DPR ini.
Ruhut Sitompul: Tidak Akan Menang!
|
|
"Emang gue pikirin. Dia nggak akan menang kok, gimana orang kaya begitu mau jadi presiden? PDIP hanya melihat pamor Jokowi," ujar Ruhut saat dihubungi wartawan, Jumat (14/3/2014).
Ruhut menganggap PDIP hanya memanfaatkan popularitas Jokowi. Ia yakin jagonya di konvensi capres PD, Pramono Edhie Wibowo, masih jauh lebih baik.
"Kalah jauh lah, apalagi dibandingkan dengan Pramono Edhi Wibowo. Pasti kalah lah dari segi kualitas. Bagaimana mau jadi presiden, ngurus Jakarta saja masih macet, banjir, korupsi, timsesnya korupsi bus," kata anggota Komisi III DPR ini.
Halaman 2 dari 12











































