Proyek Bendungan Megamendung, Ketika Banyak Calo Ikut Berebut Cari Untung

Proyek Bendungan Megamendung, Ketika Banyak Calo Ikut Berebut Cari Untung

- detikNews
Kamis, 13 Mar 2014 10:11 WIB
Cipayung Kidul (Indra/ detikcom)
Jakarta - Kholid (58), warga Cipayung Kidul, Megamendung, Bogor kadang hanya bisa tersenyum kala mengingat banyak calo yang datang ke rumahnya. Maklum saja, tanah dan rumah yang dimilikinya masuk di area proyek Bendungan Megamendung.

"Wah banyak calo datang, mulai dari yang pakai mobil sampai motor," jelas Kholid dengan logat sunda yang kental saat ditemui di rumahnya di Cipayung Kidul, Rabu (12/3/2014).

Kholid termasuk warga yang memiliki tanah luas. Tak kurang dari 1.000 meter tanah dia miliki sendiri. Dia juga mengelola atau menjaga tanah seluas 2 hektar milik warga Jakarta yang diperuntukkan untuk vila.

"Itu calo tahu daerah ini mau dibangun bendungan, terus dia pikir orang kampung bodoh kali," jelas Kholid.

Sejak 1965 pria dengan 8 anak dan beberapa cucu ini tinggal di pinggir Ciliwung. Dia tak pernah mengalami banjir, karena air sungai itu hanya lewat saja di pinggir rumahnya. Derasnya arus sungai memberi irama tersendiri bagi Kholid dan keluarganya yang sudah sejak lama memiliki warung.

"Sekarang mah nggak ada itu namanya bihong atau calo. Semua orang kampung udah pinter, kita kan sudah tahu ini mau dijadiin proyek," terang dia.

Calo yang datang, tambah Kholid, memang cukup kurang ajar. Mereka menakut-nakuti warga soal proyek pemerintah, kemudian menawar tanah dengan harga murah.

"Ini masa ditawar Rp 200 ribu semeter," imbuh dia.

Kholid bertutur, sejak tahun 2000-an lalu sudah kerap dia dengar soal pelaksanaan proyek ini. Tapi ya itu hanya hangat-hangat tahi ayam, hanya sekedar wacana. Kali ini isu itu ramai lagi menyusul adanya rencana Gubernur DKI Jokowi yang akan membangun bendungan guna mengurangi banjir di Jakarta. Kawasan rumah Kholid masuk dalam area bendungan Megamendung.

"Ya kalau mau digusur buat bendungan silakan saja, masa kita menolak rencana pemerintah untuk kebaikan masyarakat. Asal harganya sesuai," tutur dia.

Sedikit berbeda dengan perkampungan Legok Ihong, kawasan Cipayung Kidul ini lebih didominasi persawahan dan lahan kosong. Ada juga beberapa vila milik warga Jakarta, namun terlihat kosong. Menuju kawasan Cipayung Kidul ini cukup mudah, jalanan aspal mulus yang menurut Kholid dibangun para pemilik vila dengan patungan.

"Rencana bangun bendungan itu sudah sejak dari dulu ada, tapi ya nggak jadi-jadi. Ya kalau sekarang mah, kalau mau jadi silakan, jangan bikin warga resah juga," urainya.

Menurut Kholid, sudah ada pekerja yang mengukur lahan. Pengeboran tanah untuk diuji juga sudah ada. Para pekerja itu kadang ngopi dan duduk di warungnya. Kholid hanya ingin, kalau benar-benar dibangun disegerakan saja.

"Ya katanya habis pemilu tapi nggak tahu. Tapi tolong atuh, dipastikan benar atau nggak, ini biar warga nggak tanya-tanya," terang Kholid.

(ndr/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads