Google Indonesia Ajak Caleg Kampanye Via Internet

Google Indonesia Ajak Caleg Kampanye Via Internet

- detikNews
Rabu, 12 Mar 2014 12:26 WIB
Google Indonesia Ajak Caleg Kampanye Via Internet
Jakarta - Giat masyarakat semakin besar menjelang Pemilu 2014. Google Indonesia, Asia Foundation dan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) bekerja sama mengadakan pelatihan yang disebut Google Day.

Acara yang diadakan di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Rabu (12/3/2014), itu diadakan gratis dan ditujukan bagi para praktisi politik seperti caleg, anggota parpol, hingga pengawas Pemilu seperti Bawaslu. Google mencoba memberikan inspirasi bagi pegiat politik dalam mengajak generasi melek Internet untuk memanfaatkan teknologi Google.

Masyarakat yang melek Internet ini menjadi sasaran yang baik bagi para praktisi politik. Oleh karena itu, para caleg bisa melihat kecenderungan popularitas mereka atau parpol melalui Internet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita menyebut generasi yang pola pikir dan gaya hidupnya selalu akses Internet disebut Generasi C. Itu dari Creation, Curation, Connection, dan Community," kata pemberi materi dari tim Google Indonesia, Novita, di Ballroom, Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Rabu (12/3/2014).

Novita kemudian menjelaskan, salah satu platform di Google yaitu Google Trend yang bisa melihat topik terhangat yang diakses oleh pengguna Internet di seluruh dunia. Penggunaan Google Trend ini mirip seperti survei parpol, tetapi hasilnya tidak sebagai referensi.

"Misalnya kita mau membandingkan Pemilu Legislatif dengan Pemilu Presiden. Ada filternya dengan wilayah, jangka waktunya juga. Nanti muncul tampilan perbandingannya," ucapnya.

Namun, Novita menyebutkan hasil dari Google Trend ini bukan sebagai acuan seperti survei karena lebih sebagai barometer minat pengguna Internet pada waktu tertentu. Dari tampilan Google Trend yang ditampilkan Novita, topik mengenai Pemilu paling menarik bagi masyarakat melek Internet di daerah Sumatera Utara.

"Bisa saja nanti kalau kita ganti waktunya menjadi 3 bulan terakhir hasilnya akan berubah. Ini hasilnya generik internet user saja, nggak bisa di-breakdown ke umur, jenis kelamin atau pekerjaan," tuturnya.

Salah satu peserta pelatihan bertanya dan menganggap hal ini menarik karena bisa digunakan pegiat parpol untuk memetakan kampanye di daerah tertentu yang kecenderungan masyarakat melek Internetnya tinggi.

Selain itu, Novita juga memaparkan mengenai penggunaan Youtube dan Google+. Perempuan berkacamata itu menunjukkan beberapa akun seperti milik Presiden SBY di kedua platform itu.

"Ini contoh akun Youtube milik Pak SBY sebagai personal. Sedangkan ini akun Youtube milik Pemprov DKI, sebagai institusi," ucapnya sambil menunjukkan konten di dalamnya.

Terakhir, Novita menunjukkan penggunaan Google Hangout dan Google Hangout on Air. Platform terakhir ini bisa digunakan untuk memberikan informasi ke masyarakat seperti video conference. Novita kembali menunjukkan, ketika SBY menggunakan Google Hangout dengan beberapa otoritas dalam permasalahan kebakaran di Sumatera, tahun lalu.

(dha/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads