"Jujur saja saya memang gertak sambel aja. Saya enggak suka kalau ada korban sebetulnya," kata pria yang kerap disapa Ahok ini di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Jumat (7/3/2014).
Ia mengaku gertakannnya ini untuk membuat bawahannya takut berbuat salah. Namun, langkah ini menurutnya sudah tak mempan.
"Saya begitu supaya mereka takut. Tapi ini digretak-gretak enggak takut, ya udah. Selama 1,5 tahun ini saya jujur saya cuma gertak aja. Dan saya enggak pengen, makanya saya jarang berantem," sambungnya.
Ia mengambil contoh pada kasus jual beli rusun yang diduga dilakukan oleh PND dari Dinas Perumahan DKI. Pria 48 tahun ini memilih menggertak akan memecat sambil terus berkomunikasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI untuk mencari solusinya. Namun, jika gertakannya tak juga dihiraukan, maka ia pastikan akan ada sanksi tegas untuk bawahannya yang 'nakal'.
"Sama kaya tadi saya instruksikan ke Pak Made (Kepala BKD), kalau nanti Dinas Perumahan terbukti, mungkin akan pindahkan sampai pecat. Supaya ada efek jera. Karena selama 1,5 tahun ini saya jujur saya cuma gertak aja. Dan saya enggak pengen, makanya saya jarang berantem. Kalau bisa nakutin kamu ya saya takutin. Tapi kalau kamu ribut terus ya kejadian (diberi sanksi)," pungkasnya.
(bil/fjr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini