Pemerintahan Orde Baru yang saat itu berkuasa merasa perlu mengawasi setiap gerak-gerik si empunya rumah. Apalagi saat itu Rhoma yang selalu mengkritik kebijakan pemerintah menjadi juru kampanye PPP.
βDari rumah (Rhoma) inilah aktivitas PPP dikendalikan,β kata Moh. Shofan dalam buku 'Rhoma Irama: Politik Dakwah dalam Nada' yang diluncurkan hari ini, Jumat (07/03), di Jakarta.
Meski hanya simpatisan, bukan kader apalagi pengurus partai tampilnya Rhoma sebagai juru kampanye mampu menggenjot perolehan suara PPP. Pada Pemilihan Umum 1977 untuk pertamakalinya suara partai berlambang Kabah itu mampu mengalahkan Golongan Karya. Kemenangan itu berulang pada pemilu 1982.
Pesona dan sikap kritis Rhoma itulah yang membuat penguasa Orde Baru waspada. Sejumlah cara dilakukan untuk 'membungkam' sang legenda. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin sempat menegur Rhoma saat dia menciptakan lagu berjudul 'Judi'.
Tembang 'Judi' waktu itu memang diciptakan untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang melegalkan judi melalui SDSB dan Porkas. Tak hanya lagu 'Judi', sederet lagu juga diciptakan Rhoma untuk mengkritik pemerintah.
Misalnya pada pertengahan 1980-an dia mencipta lagu 'Hak Asasi Manusia'. Tembang ini diciptakan pria kelahiran Tasik Malaya, Jawa Barat 11 Desember 1946 itu untuk mengkritik sikap Orde Baru yang tak menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Pada kurun waktu itu pemerintahan Orde Baru memang sangat represif. Melalui Golongan Karya, saat itu penguasa main intimidasi terhadap warga yang dianggap kritis. Maka lahirlah lagu 'Hak Asasi Manusia' tersebut.
Akibatnya Televisi Republik Indonesia, satu-satunya TV yang beroperasi saat itu tidak mengizinkan Rhoma dan Soneta Group tampil di stasiun milik pemerintah tersebut. Tak hanya dalam bentuk pencekalan terhadap lagu atau intimidasi, pada kurun waktu 1970-sampai 1980-an tercatat sempat terjadi empatkali upaya pembunuhan terhadap Rhoma.
βDengan belati di Medan, dengan golok di Palembang, dengan peluru di Jember, pake granat di Jawa Timur,β tulis Moh Shofan dalam buku tersebut.
Nyatanya sederet intimidasi dan upaya pembunuhan itu tak membuat Rhoma Irama kapok bersentuhan dengan politik. Tahun ini sang 'Satria Bergitar' mencoba maju sebagai calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa.
(erd/brn)