Kronologi Hilangnya Sara Versi Teman Kursus Bahasa Jerman

Kronologi Hilangnya Sara Versi Teman Kursus Bahasa Jerman

- detikNews
Jumat, 07 Mar 2014 12:42 WIB
Ade Sara (kedua dari kiri-berbaju hitam) bersama teman-teman kursus bahasa Jermannya, saat berfoto di arena Java Jazz Festival (Foto: twitter Adi Nugroho @molorchus)
Jakarta - Ade Sara Angelina Suroto (19) ditemukan tewas di Tol Bintara KM 49 arah Cikunir, Kota Bekasi, Rabu (5/3/2014) pagi. Pertemuan terakhir Sara dengan teman-temannya adalah pada Minggu (2/3/2014) malam di arena Java Jazz Festival di JI Expo Kemayoran. Berikut kronologi hilangnya Sara versi sang kawan.

Adi Nugroho, teman Sara kursus bahasa Jerman di Goethe Institute, menceritakan kronologi ini saat dihubungi detikcom, Jumat (7/3/2014).

Minggu, 2 Maret 2014

Sekitar pukul 15.00 WIB-16.00 WIB

"Kita berlima yang difoto itu mau ke Java Jazz Festival, janjian di Grand Indonesia. Kita barengan ke Java Jazz naik dua mobil, Sara dengan mobil saya," kata Adi.

"Dalam perjalanan dari Grand Indonesia ke Kemayoran kita ngobrol-ngobrol, cerita-cerita pacarnya galak, cemburuan, saya sempat tanya putus kenapa? Dia bilang gara-gara foto sama teman kampus yang cowok, dia marah-marah banget," tutur Adi.

Pukul 16.00 WIB-Pukul 20.00 WIB

Sampai di arena Java Jazz Festival di JI Expo Kemayoran. Melihat berbagai pertunjukan musik pukul 20.00 WIB.

"Pukul 20.00 WIB, dia ditelepon papanya, diminta jangan malam-malam. Jadi dia pulang," tutur Adi.

Sara kemudian pulang sendiri dengan naik taksi.

Pukul 20.30 WIB

"Kita pantau dia, sudah sampai di rumahnya di Layur, Rawamangun, itu sudah pukul 20.30 WIB. Dia bilang sudah sampai rumah," jelas Adi.

Senin, 3 Maret 2014

Pagi

Adi mengatakan masih kontak dengan Sara dan 3 kawan lainnya. "Senin pagi, kami masih kontak. Dia sempat posting beberapa foto via Path. Kami tukar-tukaran foto tentang acara Minggu malam," kata Adi.

Pukul 18.30 WIB

Adi mengatakan jadwal kursus bahasa Jerman di Goethe Institute adalah setiap Senin dan Rabu pada pukul 18.30 WIB. "Kebiasaan Sara pukul 18.00 sudah nyampe karena biasanya dia ke perpustakan dulu, hari itu kok dia nggak dateng," jelas Adi.

Pukul 19.00 WIB

Karena melihat Sara tak hadir, salah satu teman Sara, yang juga teman Adi di kelas bahasa Jerman menelepon Sara. Tidak diangkat. Akhirnya temannya itu menghubungi Sara via WhatsApp.

"Kamu di mana?" tulis teman Sara seperti ditirukan Adi.

"Aku di Stasiun Gondangdia tapi aku nunggu temanku nggak datang-datang," tulis Sara seperti ditirukan Adi.

"Siapa temanmu itu?" tanya teman Sara lagi.

"Ini ceweknya mantanku," balas Sara.

"Sudah nggak usah ditunggu, kesini aja," timpal teman Sara. Saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, kursus bahasa Jerman sudah dimulai sekitar 30 menit.

Pukul 20.00 WIB

Adi mengatakan teman-teman kursusnya berusaha melakukan kontak via WhatsApp dengan Sara. Juga mengontak melalui telepon.

"WA jam 8 masuk, dibaca karena ada centang dua, tapi nggak dibalas. Ditelepon itu pun nyambung tapi nggak diangkat," kata Adi.

Pukul 21.00 WIB

Adi dan teman-temannya menelepon lagi. "Sudah mati HP-nya," kata dia.

Pukul 23.30 WIB

"Mamanya nanyain ke teman-teman kursus, kok dia belum pulang. Kita bingung tapi belum kepikiran apa-apa," kata Adi.

Selasa, 4 Maret 2014

Adi dan teman-temannya menelusuri Sara yang sampai hari itu tidak ada kabar beritanya. "Kita menelusuri ke Path, FB, nggak ada," kata Adi.

Dia sendiri memposting foto Sara di twitter dengan pesan, "Dicari. Terakhir di Stasiun Gondangdia, 3-3-'14, sore."

Rabu, 5 Maret 2014

Pada pukul 06.30 Ade Sara ditemukan di Tol Bintara KM 49 arah Cikunir, Bekasi, oleh petugas tol derek Jasa Marga. Jasad disebutkan bergelang karet merah bertulis 'Java Jazz Festival' di tangannya.

Berita tentang penemuan jasad itu pun menyebar ke telinga Adi dan teman-temannya. "Ya sudah, itu berarti Sara. Rabu sore kita nggak jadi kursus," tutur Adi yang sudah dimintai keterangan oleh polisi di Goethe Institute.


(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads