"Kalau kita anggep mah ini teguran bukan berarti kita nggak punya dosa. Semua manusia sama aja, sekarang bagaimana ambil hikmahnya aja," ujar Heriya saat berbincang-bincang dengan detikcom di rumahnya di Cawang, Jaktim, Rabu (26/2/2014).
Kendati timbulnya lukisan tersebut mengundang rasa penasaran warga hingga habib, Heriya merasa tidak punya apa-apa di hadapan kuasa Ilahi.
"Timbul lukisan mungkin biar sadar aja, Insya Allah bawa berkah buat warga sekitar sini juga karena kita hidup di sini nggak sendiri. Setiap manusia tujuan dengan nawaitu masing-masing, biar pengadilan Allah yang menilai nanti," imbuhnya.
Selama 5 tahun menempati rumah tersebut, Heriya memang jatuh bangun. Kadang dia dilanda kesusahan secara materi dan finansial. Namun di balik itu semua, ia selalu bersyukur.
"Ayah dari anak-anak sebelum meninggal juga berpesan kalau ada rezeki ada baiknya dibagi-bagi. Sedekah nggak perlu nunggu kaya," tuturnya.
Meski telah didatangi ratusan orang dan ada yang menganggap sebagai orang terpilih, Heriya tak mau jemawa. Dia hanya merasa terharu.
"Munculnya lukisan saya juga nggak tahu, banyak orang bilang segala macem ya saya cuma bisa amini. Dibilang termasuk orang pilihan kita juga nggak bangga, cuma dengernya jadi terharu," ungkapnya.
(edo/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini