Menurut Kepala Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Akbar Hadi, kaburnya para napi yang terjerat kasus narkoba dan pencurian ini memanfaatkan kurangnya petugas jaga yang bersiaga di dalam rutan. Mereka melihat hanya ada satu petugas jaga saat waktu pembuangan sampah berlangsung.
"Sembilan orang napi ini melarikan diri ke pintu portir I dan melakukan perlawanan terhadap petugas jaga yang hanya satu orang petugas," kata Akbar di kantornya, Jalan Veteran No 11, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2014).
Akbar menambahkan, ada tiga pintu portir di dalam rutan yang digunakan untuk proses keluar masuk logistik, termasuk pembuangan sampah. Para tahanan yang kabur sedang dalam masa pengenalan, dan blok khusus masa pengenalan ini hanya berjarak 15 meter dari pintu portir III.
"Sehingga saat pintu portir II dibuka, warga binaan langsung keluar dari portir III mnenuju portir II, jarak portir III dan portir II hanya 7 meter," ujar Akbar.
"Pintu portir II dibuka oleh petugas jaga untuk mengeluarkan sampah oleh narapidana tahanan titipan Abdullah bin Puteh. Saat pintu portir II dibuka, warga binaan langsung keluar dari portir III menuju portir II, jarak portir III dan portir II hanya 7 meter," beber Akbar.
Tahanan bernama Abdullah tersebut sempat didorong oleh para napi yang hendak kabur hingga jatuh tersungkur. Kemudian melalui portir II, para tahanan meloloskan diri melalui pintu portir I.
"Saat kejadian petugas jaga berjumlah 5 orang dalam satu regu jaga. Empat orang berhasil ditangkap, tiga napi di luar tembok rutan dan satu napi di dalam tembok rutan. Lima orang lainnya masih buron dan dalam pengejaran pihak kepolisian dan petugas rutan," kata Akbar.
Empat napi yang sudah berhasil ditangkap kembali yaitu Syaridin alias Pan (kasus pencurian), Anwar alias Poro (kasus pencurian), Mukhtar bin Hasan (kasus narkoba), dan Darwin (kasus pencurian). Tiga napi tersebut diamankan di rawa-rawa sekitar rutan dan satu orang saat hendak melarikan diri.
(vid/vid)











































