"Kamu lihat sendiri, saya anak sudah mapan. Iya toh. Korupsi buat apa?" kata Franz saat menerima detikcom di kantor notaris miliknya, Jalan Sambas, Melawai, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2014).
Menurut Franz, sebagai bangsa harus memiliki jati diri. Demikian juga dengan perorangan. Menurutnya, jati diri bisa menjadi bagus apabila ditopang oleh kemampuang ekonomi yang memadai.
"Kalau misal kamu mau membeli HP seharga Rp 2 juta, kalo duitnya cuma Rp 5 juta kan sayang. Kalau punya Rp 100 juta, beli HP harga Rp 2 juta ya bayar saja," ujar pria kelahiran 1953 ini memberikan contoh.
Sebagai bukti komitmennya, Franz berjanji tidak akan main mata dengan anggota DPR dalam pemilihan hakim konstitusi kali ini. Franz lebih baik tidak terpilih sebagai hakim konstitusi daripada harus lobi-lobi.
"Nggak mau. Mau murni saja. Semua kan starting di sini dan ada goal di sana. Titik tolok mau ke mana kita. Kalau saya harus bayar, saya juga harus mungut, nggak mau saya. Itu harus dikikislah," pungkas Franz.
Berikut deretan gelar akademis yang diraih Franz sejak tahun 1978:
Bidang Ekonomi:
1. Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
2. Master of Business Administration dari Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI)
3. Magister Management dari Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI)
4. Doktor ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Bidang Hukum
5. Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia
6. Master Kenotariatan dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia
7. Doktor hukum dari Fakultas Hukum Universitas Parahyangan
Bidang Sosial
8. Master of American Studies dari Universitas Indonesia
Bidang Enginering
9. Insinyur dari Universitas Parahyangan
Dari Luar Negeri
10. CPM dari Nanyang University of Singapore
(asp/nrl)