Seolah masih tak percaya dengan penglihatan, detikcom ikut celingak-celinguk ke sekeliling ruangan rapat. Di dalam ruang rapat komisi yang membidangi pertanian, kehutanan, dan kelautan itu hanya dihadiri tiga orang wakil rakyat.
Rapat dengan tiga asosiasi yang dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga berakhir pukul 12.30 WIB itu seharusnya dihadiri oleh 49 anggota Komisi IV. Parahnya tingkat kehadiran ini juga terjadi pada sehari sebelumnya saat Komisi IV rapat dengan Kementerian Pertanian. Dalam rapat itu anggota Komisi IV yang hadir juga cuma tiga orang.
Pemandangan sepinya anggota DPR yang menghadiri rapat juga terlihat di Komisi I, III, dan VIII pada hari itu. Di ruang rapat Komisi I misalnya, hanya ada enam anggota DPR yang hadir. Sedangkan di Komisi III cuma dihadiri sembilan anggota. Adapun di Komisi VIII hanya delapan anggota Dewan yang hadir. Padahal jumlah anggota di masing-masing komisi mencapai 50 orang.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa anggota DPR sering membolos. Tetapi belakangan ini, terutama di tahun politik 2014, situasi dan kondisi rapat-rapat di DPR semakin lengang bak kuburan. Jumlah anggota Dewan yang hadir, baik di rapat paripurna maupun di rapat komisi sering kali tak mencapai separuh. Bahkan beberapa rapat sering molor dan ditunda karena tak kuorum.
“Kondisi seperti ini selalu terjadi menjelang pemilu. Pada umumnya konsentrasi anggota sudah tersita di Dapil,” kata anggota DPR Nurul Arifin melalui pesan singkatnya kepada detikcom, Ahad (23/02).
Politisi Partai Golkar ini mengingatkan sebenarnya sudah ada masa reses yang bisa dimanfaatkan untuk berkunjung ke daerah pemilihan. Bekas aktris ini mengakui masa reses itu sudah cukup sehingga tak perlu membolos dari rapat-rapat seperti belakangan ini.
Calon legislator incumbent dinilai ada kepanikan takut kehilangan kursinya kalau tidak gencar hadir di dapilnya menjelang Pemilu. Pengamat politik dari Pol-Tracking Institute Hanta Yudha mengatakan seharusnya masa reses bisa dimanfaatkan politikus parlemen dalam satu periode.
Faktanya, banyak politikus Senayan yang tidak memanfaatkan kesempatan siklus lima tahunan ini untuk mengunjungi konstituen. Malah justru sebaliknya menjelang Pemilu, mereka baru aktif turun ke dapil sehingga mengorbankan kewajiban utamanya.
“Saya kira ini sebagai potret dari komitmen partai yang harus kita tagih. Tanpa tahun politik pun, kinerja mereka perlu dipertanyakan dan dievaluasi,” kata Hanta menegaskan kepada detikcom, Jumat (20/02).
(brn/brn)











































