Pengunjung dapat memperkaya pemahaman seputar sejarah Indonesia di museum yang berada dalam pelataran Monas ini. Untuk dapat menginjakkan kaki di sana, pengunjung terlebih dahulu harus melewati terowongan bawah tanah yang berada tepat di bibir pintu masuk. Untuk menikmati kilas balik perjuangan para pahlawan Indonesia, pengunjung dikenakan tarif Rp 2.000 untuk anak-anak, Rp 3.000 untuk mahasiswa dan Rp 5.000 untuk umum.
Di ruangan besar berlapis marmer itu terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah ruangan. Jika dijumlahkan, total diorama di dalam Museum Sejarah Nasional itu ada 51 kotak diorama. Diorama-diorama tersebut dihampiri para pengunjung yang ingin menelusuri sejarah bangsa.
Di antara banyak pengunjung, tampak 5 turis asing terlihat asyik mengelilingi diorama yang diterangi lampu itu. Suasana semakin tampak syahdu seiring dengan pengaturan cahaya temaram dalam ruang berukuran 80x80 meter tersebut.
Kelima orang yang berasal dari Jepang, Malaysia, Uruguay dan Jerman tampak dengan seksama menelusuri serta mendengarkan kisah yang didongengkan oleh pemandunya bernama Eko Sapto Aji dari Panorama Tour. Tidak jarang juga mereka mengabadikan drama yang terbungkus rapi dalam kotak kaca dalam jepretan foto.
Decak kagum akan potongan sejarah lengkap dengan kisah yang mengiringinya. "Saya sangat menikmati sekali. Saya yang sebelumnya kurang mengetahui sejarah Indonesia, kini jadi lebih mengetahuinya," terang salah seorang wisatawan asal Jepang, Matsuhashi, dalam bahasa Jepang kepada wartawan di lokasi, Sabtu (22/2/2014).
Pria asal Osaka ini terlihat begitu antusias memperhatikan setiap detail. Terlihat dia memajukan badannya hingga mendekati kaca diorama saat pemandu menjelaskan tentang perjuangan masyarakat Indonesia melawan Jepang. Berkali-kali ia memfoto dan membaca penjelasan cerita di depan diorama. Wisatawan lainnya asal Jerman, Fred, mengaku secara keseluruhan kawasan Monas ini sudah cukup memuaskan.
Sayangnya para pengunjung tidak bisa berkelana sampai puncak Monas karena liftnya mati dan tidak dapat digunakan.
"Liftnya diganti dengan yang baru dari pertengahan Oktober 2013 sampai akhir Februari ini," kata salah seorang petugas di lokasi.
"Diperkirakan bulan depan sudah bisa dioperasikan karena suda diuji coba. Jadi sementara ini tidak bisa sampai puncak Monas, hanya bisa sampai pelataran Cawan (lantai 2)," tukasnya.
(nwk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini