Jumat (21/2/2014), SBY dan Ibu Ani menyaksikan pemandangan menakjubkan itu dari sebuah tempat agak kejauhan yang telah disediakan. Tebing tinggi tempat menyimpan jenazah itu menjulang di hadapan mata.
Dari kejauhan, tebing-tebing berlubang itu terlihat indah. Di setiap lubang, terlihat peti-peti jenazah. Di bagian bawah tebing terdapat deretan Tau-tau atau patung kayu yang dipahat mirip jenazah mereka yang dimakamkan.
"Pak Profesor, itu tengkorak manusia betul?" tanya SBY sambil melihat dengan teropong dari kejauhan.
Pembina Yayasan Sangpetayanan Londa, Pasolang Pasapang yang menjadi tour guide rombongan membenarkan hal itu.
"Betul, tempurung kepala yang sudah mengering, lepas dari petinya. Pada saat tertentu bisa diatur kembali setelah upacara adat," jelas Prof Pasolang.
Goa makam Londa memiliki kedalaman sekitar 1,5 kilometer. Tidak terhitung jenazah yang sudah dimakamkan di sana. Diperkirakan jenazah-jenazah tersebut sudah banyak yang berumur ratusan tahun, dan seluruh jenazah merupakan satu keturunan yang sama, bermarga Tolengke'. Jenazah yang diletakan paling atas adalah kelas bangsawan.
"Ini merupakan kuburan secara turun-temurun yang kira-kira sudah berlangsung selama 25 generasi, atau sekitar 550 tahun," tutur Pasolang.
Ibu Ani sendiri asik jeprat-jepret dengan kamera DSLR-nya. Dia tampak kagum melihat tebing-tebing tersebut.
Bersama rombongan, Presiden SBY dan Ibu Ani kemudian turun untuk lebih dekat dengan goa makam.
"Jadi kita ke sana, para menteri yang mau ke atas silakan," kata SBY disambut tawa para menteri.
(mpr/rmd)