"Waktu itu H-1 Pilkada Bali dan sebelumnya Ibu Mega tak pernah berencana untuk ke Bali. Beliau pergi mendadak dan memutuskan naik maskapai Garuda Indonesia pada pukul 20.00 WIB. Rombongan beliau hanya sekretaris dan dokter pribadi yang keduanya perempuan," tutur Hasto kepada detikcom, Kamis (20/2/2014).
Anehnya di kursi yang seharusnya diduduki Mega dan rombongannya itu sudah ditempati oleh dua pria berbadan tegap dan berambut cepak. Terjadilah debat antara kedua belah pihak.
"Intuisi Ibu Mega yang sangat mengenal bagaimana mobilisasi aparat kemanan yang seharusnya netral," imbuh Hasto.
Akhirnya kedua pria cepak itu meninggalkan kursi karena tak dapat menunjukkan boarding pass. Rupanya aksi tersebut untuk memastikan apakah Mega berangkat ke Bali atau tidak.
"Pada saat pesawat Ibu Mega mendarat di Bali, saya melakukan penjemputan di jalur VVIP dan sesuai standar protokoler sebagai presiden kelima, Ibu Mega langsung kami jemput dengan tangga pesawat di mana mobil penjemput menunggu. Saya masuk di mobil pertama bersama Ibu, karena saya melaporkan situasional pengerahan aparat keamanan," papar Hasto.
Di mobil kedua seharusnya diisi oleh sekretaris dan dokter pribadi Mega. Anehnya ketika si sekretaris masuk malah sudah ada dua pria berambut cepak yang sebelumnya berdebat di pesawat.
"Saat itu kami tidak menyangka, ada orang yang sangat berani dan terlatih masuk dalam rombongan Ibu. Jujur saja kami belum mempersiapkan protap khusus, mengingat situasi sangat mendadak dan kami tak menyangka kejadian itu benar-benar kami alami," cerita Hasto.
(van/nrl)











































