Ahok Kecolongan di Transjakarta

Aroma Korupsi Pengadaan Transjakarta

Ahok Kecolongan di Transjakarta

- detikNews
Rabu, 19 Feb 2014 11:47 WIB
Ahok Kecolongan di Transjakarta
Seorang petugas memeriksa bagian mesin bus Transjakarta yang baru tiba dari Cina. (Fotografer - Grandyos Zafna)
Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak dapat menyembunyikan kecurigaannya. Wagub yang biasa disapa Ahok ini mengendus adanya yang tak beres dalam pengadaan bus baru Transjakarta yang didatangkan dari Cina.

Penyelidikan terhadap proyek pengadaan bus Transjakarta memang masih belum kelar dilakukan oleh Inspektorat Pengawasan Daerah DKI. Tetapi, Ahok berujar dari hasil pemeriksaan sementara, ada indikasi kuat tentang dugaan tindak pidana korupsi dalam tender bus.

Bentuknya yakni mengarahkan pemenang tender dan mark-up alias penggelembungan harga. Dugaan tersebut muncul setelah melihat spesifikasi dan membandingkannya dengan yang tertulis di dalam dokumen tender.

“Kita baca dokumennya, kalau orang yang mengerti pasti bisa tahu bahwa memang ada orang yang mengarahkan supaya yang menang Cina. Itu kelihatan dong,” kata Ahok yang ditemui di kantornya, Selasa (18/02/2014).



Meski Ahok "mencium" bau busuk permainan sejumlah pihak, dia mengaku masih belum bisa secara tegas mendapatkan pelakunya. Pasalnya, permainan tersebut terbilang rapi sehingga sulit mendapatkan buktinya.

“Kalau saya lihat ada indikasi ke situ (kepentingan untuk mengarahkan pemenang tender), cuma buktinya tidak ada. Mereka sudah pintar,” kata dia. “Secara dokumen mereka benar semua.”

Ketika ditanya siapa “mereka” yang dimaksudkannya, politisi Partai Gerindra ini menyebut pihak yang diduga “bermain” adalah Dinas Perhubungan. “Panitia lelangnya ini bermasalah,” ungkapnya. Bekas Bupati Belitung ini merasa geram jika ada bawahannya yang coba-coba korupsi. “Kemarin kita itu banyak sekali kecolongan,” kata dia.

Pejabat Dinas Perhubungan berdalih karat di bagian mesin tersebut diakibatkan garam dari laut ketika proses pengiriman. Namun jawaban tersebut dianggap tak memuaskan. Sebaliknya, dugaan adanya permainan oknum di balik proses lelang membuat Ahok mengutus inspektorat menelusuri tender pengadaan bus senilai Rp 848 miliar itu.

Kepala Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Franky Mangatas Panjaitan mengaku masih melakukan pendalaman kasus. Beberapa bagian yang jadi fokus pemeriksaan adalah yakni tahap perencanaan lelang dan transaksi pembayaran armada bus Transjakarta.

Mengenai kerusakan bus baru tersebut, menurut Franky sudah terbukti, termasuk adanya elemen bus yang sudah karatan. Pihaknya mengecek langsung ke pool Transjakarta. "Kejanggalannya ada yang berkarat, ada masalah olinya, ada pintunya yang tidak bisa dibuka, terus juga speedometernya," ujar Franky menjelaskan di Balai Kota, Rabu (18/02).

Franky menyatakan ada beberapa prosedur yang tidak dijalankan oleh tim pengadaan. Misalnya, seharusnya memeriksa dulu kemampuan perusahaan penyedia barangnya apakah bisa mengerjakan unit sebanyak itu. "Tapi hal seperti itu tidak dilakukan oleh panitia,” kata dia seraya menambahkan akan bekerja cepat untuk menuntaskan penyelidikan.

Adapun Pargaulan Butarbutar mengernyitkan dahi saat ditanya soal kondisi fisik armada bus baru Transjakarta. Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta itu mengaku meski beberapa armada bus berkarat, tapi bisa beroperasional.

Menurut dia, pihak BLU tidak tahu sama sekali persoalan tender impor bus Transjakarta. Masalah berkarat karena lama di kapal saat pengiriman atau sebab lainnya, ia lebih baik tidak berkomentar. “Saya gak tahu proses impornya bagaimana? Kalau bekas atau baru itu kan perlu penelitian Pak,” ujar mantan Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara ini saat ditemui detikcom, Selasa (18/02).




(ros/brn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads