"Aku juga pernah hidup susah. Jangan dikira hidupku enak terus," kata Ahok saat makan siang di sebuah rumah makan di Belitung Timur, Belitung, Minggu (16/2/2014).
Ahok mengaku meski bapaknya seorang pengusaha yang cukup sukses, ia pernah merasakan uang saku yang dibatasi oleh sang ayah. Hal ini terjadi saat bisnis ayahnya terpuruk dan harus melakukan penghematan besar-besaran.
"Ayahku sudah menghitung biaya angkot kami berapa dari rumah ke sekolah dan pulang juga. Dikasihnya pas jadi saya sama adik saya (Basuri) tidak bisa jalan-jalan kemana-mana," ungkapnya.
Keterbatasan uang jajan ini juga membuat Ahok baru berani menggaet perempuan saat ia sudah duduk dibangku kuliah.
"Saya juga mikir mau ngapelin cewek. Duitnya nggak ada. Hehehe," ujar politisi Gerindra ini.
Karena didikan ayahnya yang sederhana, saat kecil akhirnya Ahok enggan bergaul dengan anak-anak para pegawai PT Timah yang dulu menguasai daerah Belitung dengan bisnis timah.
"Aku dulu tidak mau bergaul dengan anak-anak orang PT Timah walaupun saya bisa. Mereka sombong-sombong karena merasa kaya bapaknya kerja di PT Timah," lanjutnya.
Meski terseok-seok, Ahok kecil tetap diupayakan bersekolah oleh orang tuanya. Kehidupan masa kecilnya yang tak mudah inilah yang mendasari niatnya menjadi pejabat. Ia selalu mengingat kata-kata ayahnya tentang bagaimana seorang pejabat dapat mensejahterahkan orang banyak daripada pengusaha.
"Kalau kamu jadi pejabat, setiap keputusan kamu akan berpengaruh pada orang banyak. Efek sejahteranya akan lebih terasa," ujar Ahok.
(bil/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini