Seperti petani di Kecamatan Bungkal, Ponorogo, Jawa Timur. Kota Ponorogo termasuk wilayah yang tidak luput dari gempuran hujan abu Kelud. Rumah-rumah, jalanan, pepohonan, hingga area persawahan terselimuti oleh abu yang mengguyur sejak pagi tadi. Umumnya masyarakat di wilayah itu berprofesi sebagai petani. Akibat guyuran abu vulkanik dari Gunung Kelud, mereka tak bisa pergi ke sawah.
Namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi warga untuk mengais rezeki. Salah seorang pembaca detikcom, Oki Caho Nugroho yang kebetulan melintas di desa itu menemukan puluhan warga tengah sibuk mengumpulkan pasir-pasir yang memenuhi jalanan dan halaman rumah mereka ke dalam karung bekas beras.
"Ibu itu cuma bilang pasirnya bisa untuk nembok, buat bahan bangunan. Katanya bagus untuk menghaluskan tembok," ujar Oki kepada detikcom, Jumat (14/2/2014).
Menurut Oki, ibu petani itu tidak bekerja sendiri. Dia tampak bersemangat bersama suaminya mengeruk pasir-pasir Gunung Kelud. Tidak hanya sang ibu dan suaminya yang tidak diketahui namanya itu, sejumlah warganya yang lain juga melakukan hal serupa. Ketebalan pasir di jalanan desa itu hingga 5 cm. Lebar jalan sekitar 4 meter.
"Si ibu itu sudah mengumpulkan 5 karung yang ukuran per karungnya 25 Kg. Tapi saya enggak tahu berapa harga pasir itu perkilonya," jelasnya.
Hingga saat ini hujan abu masih mengguyur wilayah Ponorogo meski intensitas ringan.
(rmd/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini