8 Foto Kenangan Saat Jenazah Usman-Harun Dibawa ke Indonesia

8 Foto Kenangan Saat Jenazah Usman-Harun Dibawa ke Indonesia

- detikNews
Sabtu, 08 Feb 2014 15:51 WIB
8 Foto Kenangan Saat Jenazah Usman-Harun Dibawa ke Indonesia
(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Purbalingga - Ketika hukuman gantung terhadap Usman Bin H Ali alias Djanatin dan Harun Alias Tohir Bin Mahdar sudah dilakukan serta jasad keduanya dipulangkan ke Tanah Air untuk dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, masyarakat Indonesia larut dan ikut berkabung dalam suasana haru tersebut. Hal itu tampak dalam 8 foto ini.

Foto-foto suasana saat kedua jasad keduanya tiba di Indonesia tersimpan rapih di album yang berada di rumah keluarga Usman Janatin di Dukuh Tawangsari, Desa Jatisaba, Kecamatan Purbalingga, Purbalingga, Jawa Tengah.

"Foto-foto itu dulu diberikan oleh anggota TNI L," kata Siti Rodiah, kakak Kandung Usman, Sabtu (8/2/2014).


(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)

1. Banyak Warga Menanti di Bandara Kemayoran

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
TNI dan warga Indonesia menyambut pemulangan jasad Usman-Harun dari Singapura di Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat pada Oktober 1968.

1. Banyak Warga Menanti di Bandara Kemayoran

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
TNI dan warga Indonesia menyambut pemulangan jasad Usman-Harun dari Singapura di Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat pada Oktober 1968.

2. Jenazah Usman-Harun Diturunkan dari Pesawat

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Ini saat jenazah Usman-Harun diturunkan dari pesawat. Rekan-rekan Usman-Harun dari TNI menyemut menyambut peti jenazah dan membawanya turun dari pesawat.

2. Jenazah Usman-Harun Diturunkan dari Pesawat

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Ini saat jenazah Usman-Harun diturunkan dari pesawat. Rekan-rekan Usman-Harun dari TNI menyemut menyambut peti jenazah dan membawanya turun dari pesawat.

3. Lautan Warga di Bundaran HI Lepas Usman-Harun

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Tampak lautan warga menyemut di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), sekedar melihat iring-iringan mobil pembawa jasad Usman-Harun.

3. Lautan Warga di Bundaran HI Lepas Usman-Harun

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Tampak lautan warga menyemut di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), sekedar melihat iring-iringan mobil pembawa jasad Usman-Harun.

4. Warga Menyemut di Pinggir Jalan

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Selepas Bundaran HI, warga masih berjejal melepas kepergian dua pahlawan nasional ini. Warga berjejal di pinggir jalan, juga jembatan penyeberangan orang.

4. Warga Menyemut di Pinggir Jalan

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Selepas Bundaran HI, warga masih berjejal melepas kepergian dua pahlawan nasional ini. Warga berjejal di pinggir jalan, juga jembatan penyeberangan orang.

5. Dari Kemayoran ke Kalibata

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Iring-iringan mobil pembawa jasad Usman-Harun membawa kedua pahlawan itu dari Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat menuju tempat peristirahatan terakhir Kalibata, Jakarta Selatan.

5. Dari Kemayoran ke Kalibata

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Iring-iringan mobil pembawa jasad Usman-Harun membawa kedua pahlawan itu dari Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat menuju tempat peristirahatan terakhir Kalibata, Jakarta Selatan.

6. Gani, Rekan Seperjuangan Usman-Harun Menangis

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Bahkan ada satu foto yang menurut Rodiah merupakan sosok Gani, rekan seperjuangan Usman dan Harun yang sempat membuat kepanikan warga Singapura dengan melakukan pengeboman untuk menggagalkan pembentukan negara Malaysia 'boneka Inggris' atas komando dari Soekarno. Di foto tersebut tampak seorang pria terlihat tidak terima dan coba ditenangkan oleh para anggota TNI lain.

"Kalau tidak salah itu Gani," jelasnya.

Menurut artikel Korps Marinir, Gani bin Arup adalah sahabat yang akrab dengan Usman dan Harun dalam kesatuan KKO TNI AL. Dalam tim ini Usman dan Harun mendapat tugas yang sama untuk mengadakan sabotase di Singapura.

Seperti dikutip dari artikel yang diterbitkan Korps Marinir disebutkan:

Usai melakukan pengeboman, pada 10 Maret 1965 mereka berkumpul kembali. Mereka bersepakat bagaimana caranya untuk kembali ke pangkalan. Situasi menjadi sulit, seluruh aparat keamanan Singapura dikerahkan untuk mencari pelaku
yang meledakkan Hotel Mac Donald. Melihat situasi demikian sulitnya, lagi pula penjagaan sangat ketat, tak ada celah selubang jarumpun untuk bisa ditembus. Sulit bagi Usman, Harun dan Gani keluar dari wilayah Singapura.

Untuk mencari jalan keluar, Usman dan anggotanya sepakat untuk menerobos penjagaan dengan menempuh jalan masing masing, Usman bersama Harun, sedangkan Gani bergerak sendiri. Dengan kata sepakat telah disetujui secara bulat untuk kembali ke pangkalan dan sekaligus melaporkan hasil yang telah dicapai kepada atasannya.

Sebelum berpisah Usman menyampaikan pesan kepada anggotanya, barang siapa yang lebih dahulu sampai ke induk pasukan, supaya melaporkan hasil tugas telah dilakukan kepada atasan. Mulai saat inilah Usman dan Harus berpisah dengan Gani sampai akhir hidupnya.

6. Gani, Rekan Seperjuangan Usman-Harun Menangis

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Bahkan ada satu foto yang menurut Rodiah merupakan sosok Gani, rekan seperjuangan Usman dan Harun yang sempat membuat kepanikan warga Singapura dengan melakukan pengeboman untuk menggagalkan pembentukan negara Malaysia 'boneka Inggris' atas komando dari Soekarno. Di foto tersebut tampak seorang pria terlihat tidak terima dan coba ditenangkan oleh para anggota TNI lain.

"Kalau tidak salah itu Gani," jelasnya.

Menurut artikel Korps Marinir, Gani bin Arup adalah sahabat yang akrab dengan Usman dan Harun dalam kesatuan KKO TNI AL. Dalam tim ini Usman dan Harun mendapat tugas yang sama untuk mengadakan sabotase di Singapura.

Seperti dikutip dari artikel yang diterbitkan Korps Marinir disebutkan:

Usai melakukan pengeboman, pada 10 Maret 1965 mereka berkumpul kembali. Mereka bersepakat bagaimana caranya untuk kembali ke pangkalan. Situasi menjadi sulit, seluruh aparat keamanan Singapura dikerahkan untuk mencari pelaku
yang meledakkan Hotel Mac Donald. Melihat situasi demikian sulitnya, lagi pula penjagaan sangat ketat, tak ada celah selubang jarumpun untuk bisa ditembus. Sulit bagi Usman, Harun dan Gani keluar dari wilayah Singapura.

Untuk mencari jalan keluar, Usman dan anggotanya sepakat untuk menerobos penjagaan dengan menempuh jalan masing masing, Usman bersama Harun, sedangkan Gani bergerak sendiri. Dengan kata sepakat telah disetujui secara bulat untuk kembali ke pangkalan dan sekaligus melaporkan hasil yang telah dicapai kepada atasannya.

Sebelum berpisah Usman menyampaikan pesan kepada anggotanya, barang siapa yang lebih dahulu sampai ke induk pasukan, supaya melaporkan hasil tugas telah dilakukan kepada atasan. Mulai saat inilah Usman dan Harus berpisah dengan Gani sampai akhir hidupnya.

7. Pahlawan, Kami akan Balaskan Dendammu!

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Selain itu, di album foto yang rencananya akan di museumkan tersebut juga terdapat warga yang membawa poster bertuliskan "Pahlawan, Kami Akan Balas Dendammu", "Njawa di balas Njawa".

7. Pahlawan, Kami akan Balaskan Dendammu!

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Selain itu, di album foto yang rencananya akan di museumkan tersebut juga terdapat warga yang membawa poster bertuliskan "Pahlawan, Kami Akan Balas Dendammu", "Njawa di balas Njawa".

8. Beristirahat dengan Tenang di TMP Kalibata

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Kedua anggota KKO TNI AL itu akhirnya bisa beristirahat dengan tenang di TMP Kalibata. Makam kedua pahlawan itu dipenuhi rangkaian bunga duka cita.

8. Beristirahat dengan Tenang di TMP Kalibata

(Foto: Arbi Anugrah/detikcom)
Kedua anggota KKO TNI AL itu akhirnya bisa beristirahat dengan tenang di TMP Kalibata. Makam kedua pahlawan itu dipenuhi rangkaian bunga duka cita.
Halaman 2 dari 18
(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads