Saat didatangi detikcom, Jumat (6/2/2014), posisi makam kedua pahlawan tersebut berada di blok D, yang berjarak sekitar 50 meter dari gerbang utama TMP Kalibata. Mereka dikuburkan bersebelahan.
Nisan Sersan Usman bertuliskan "Usman bin H.Ali alias Djanatin". Dia lahir 18 Maret 1943 dan meninggal dunia 17 Oktober 1968.
Di sisi sebelah kanan, ada nisan Kopral Harun yang bertuliskan "Harun alias Tohir bin Mahdar". Anggota korps Marinir tersebut lahir tanggal 4 April tahun 1947 dan gugur pada tanggal yang bersamaan dengan Usman, 17 Oktober 1968.
Kedua makam itu tampak terawat dan bersih. Kendi berwarna cokelat dan helm putih tampak berada di dekat pusara. Batu-batu yang berada di tengah makam juga tertata.
Nama Usman dan Harun kembali ramai dibicarakan setelah Singapura mengajukan keprihatinan karena nama mereka akan dijadikan nama sebuah kapal. Namun Indonesia tak akan mengubah keputusan tersebut.
Sersan Usman dan Kopral Harun adalah prajurit KKO TNI AL. Keduanya ditangkap pihak Singapura pada 1964 lalu. Usman dan Harun tengah melaksanakan misi Dwikora mencegah pembentukan negara negara yang disebut Soekarno 'boneka Inggris'.
Kedua anggota KKO itu melakukan pemboman perkantoran di Singapura. Namun saat melarikan diri, motor boat yang digunakan kabur keduanya mogok, hingga akhirnya ditangkap patroli laut Singapura. Keduanya pada 1968 dihukum gantung di Singapura.
(dnu/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini