.webp)
"Pak tolong pak, rusun ini tanah Pemda tapi dikelola sama Perumnas,setiap tahun kami bayar makin mahal pak. Kalau bisa ini diambil Jakarta aja," kata Daryono saat Jokowi melewati rusun Sindang Koja, Jakarta Utara, Jumat (7/2/2014).
Daryono mengaku sebagai sepuh yang sudah tinggal puluhan tahun di rusun tersebut. Ia bercerita rusun tersebut dibuat untuk menampung korban kebakaran di daerah tersebut di tahun 1995.
Bangunan rusun ini dibangun pada tahun 1999 dan dikelola oleh Perumnas namun berdiri diatas tanah Pemda. Rusun ini adalah rusun percontohan kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Perlahan tapi pasti, harga sewa rusun tersebut naik. Akhirnya warga memilih untuk menjual unit mereka dan pindah.
"Sekarang udah banyak yang dijual karena nggak sanggup bayarnya," lanjut pria berusia 65 tahun ini.
Daryono menceritakan harga sewa yang seharusnya hanya Rp 250 ribu tahun ini meningkat hingga Rp 520 ribu diluar pembayaran listrik dan air. Kenaikan harga ini tidak berbanding dengan pengelolaan rusun.
Rusun berlima lantai ini memang nampak tak terawat. Tanahnya dibiarkan becek dan diding bangunannya sudah pudar bahkan berlumut.
Mendengar keluhan warga ini, Jokowi meminta Walikota Jakarta Utara, Heru Budi Hartono untuk segera menindaklanjuti keluhan tersebut. Jokowi menjelaskan keluhan warga pada ketiadaan pagar yang membatasi jalan dan kali Sindang yang berbatasan langsung dengan rusun tersebut.
"Mereka mengeluhkan pagar yang nggak ada. Katanya kemarin ada yang kecemplung. Tadi juga ada yang ngeluh tentang kondisi pasarnya. Nanti akan kita cek," ungkap Jokowi.
Sebelumnya, ia sempat menjalankan shalat Jumat di mesjid Mesjid Al Mutaqarrabien dalam lorong M, RT.012/09, Sindang Pulo, Koja Jakarta Utara. Ia juga membagi buku dan sejumlah sembako bagi warga rusun.
(bil/trq)
