Pengadilan menyatakan mereka terbukti melakukan tindak pemerkosaan, pembunuhan dan berusaha menghilangkan barang bukti. Keempat pria itu bersama dua orang lainnya, beramai-ramai memperkosa dan membunuh mahasiswi di sebuah bus yang tengah melaju di Delhi Selatan.
Keluarga korban mengaku lega dengan vonis hukuman mati pada pelaku pemerkosaan tersebut. “Kami telah menunggu dengan nafas tertahan, kini kami lega,” kata ibunda korban dengan ekspresi puas usai pembacaan vonis. Hadirin dan demonstran pun bertepuk tangan. Pengacara terdakwa mengajukan banding. Tapi hakim menolak dengan alasan kasus perkosaan brutal itu telah mengejutkan hati nurani publik India.
“Pengadilan tidak dapat menutup mata,” kata Hakim Yogesh Khanna saat itu seperti dikutip dari Huffingtonpost. Tiga hari setelahnya, Mukesh Singh, Vinay Sharma, Akshay Thakur dan Pawan Gupta dihukum gantung.

Keduanya tidak sadarkan diri. Seluruh harta benda mereka juga ludes dipreteli dan mereka ditelanjangi. Kondisi Nirbhaya dan rekannya sangat mengenaskan. Seluruh tubuh mereka penuh luka dan banyak bekas gigitan.
Mahasiswi kedokteran yang sedang magang fisiologi itu diserang secara brutal. Ketika masih di dalam bus yang tengah melaju, enam orang pria bergantian menyerang dan memperkosanya. Tubuh penuh luka mahasiswi kedokteran itu dan rekannya ditemukan oleh seseorang yang kebetulan melintas.
Polisi langsung ditelepon. Keduanya dilarikan ke rumah sakit. Nirbhaya berarti ‘Jiwa Pemberani’. Nama itu bukanlah nama sebenarnya sebab di India haram hukumnya menyebutkan nama korban pemerkosaan kecuali atas seizin keluarga.
Itu adalah nama alias untuk menyebut Jyoti Singh, yang menjadi korban kebrutalan di luar batas imajinasi manusia. Sekitar dua jam sebelum ditemukan bersimbah darah, Nirbhaya dan teman lelakinya yang bekerja di sebuah perusahaan swasta baru saja menonton film Life of Pi di sebuah bioskop.
Mereka menunggu kendaraan umum untuk pulang ke Dwarka, kota satelit di sudut barat daya Delhi. Karena tak ada lagi angkutan, mereka pun menyarter sebuah bus putih yang kebetulan berhenti di pinggir jalan. Memang bus itu seharusnya tidak beroperasi pada Ahad malam itu karena sedang dalam perbaikan.
Tapi sang sopir memastikan perjalanan yang dituju searah dengan kota tujuan Nirbhaya dan Awindra. Kejanggalan mulai dirasakan ketika bus melaju di rute yang tidak seharusnya dan pintunya pun ditutup. Di dalam bus ada enam orang pria, termasuk sopir. Belakangan terungkap mereka saat itu sedang mabuk. Kengerian itu pun terjadi.
Mereka terlebih dulu menghajar Awindra dan memukul kepalanya dengan batangan besi sampai ia pingsan. Jyoti juga sempat menghubungi polisi namun ponselnya dirampas. Kemudian keenamnya bergantian memperkosa Jyoti di bagian belakang bus. Dia terus bertahan, ia meronta dan menggigit pelaku. Namun ia tak kuat melawan hingga akhirnya tak sadarkan diri.
Salah satu pelaku juga merusak kemaluan, rahim dan ususnya dengan cara memasukkan batangan besi panjang. Besi berkarat yang biasanya disebut kunci L itu lalu dicabut keras – keras hingga ususnya terburai. Luka parah itu yang membuatnya tidak tertolong.
Setelah kritis dan dioperasi berkali-kali, Jyoti meninggal 13 hari kemudian di sebuah rumah sakit di Singapura. “Kejadian itu sungguh brutal, hewan pun tak akan melakukan hal itu,” kata Awindra ketika diwawancara media, beberapa hari setelah kematian Jyoti.
Senin, 16 Desember 2013 ratusan lilin dinyalakan di New Delhi, India untuk mengenang tragedi pemerkosaan tersebut. Tapi nyatanya, kasus pemerkosaan masih kerap terjadi di Negeri Dewi Gangga tersebut. Bahkan jumlahnya cenderung meningkat. Tercatat setiap 20 menit ada satu wanita diperkosa di India.
(ros/erd)