Misteri Buaya Buntung di Kali Ciliwung

Mistik di Ciliwung

Misteri Buaya Buntung di Kali Ciliwung

- detikNews
Selasa, 04 Feb 2014 12:47 WIB
Derasnya arus Kali Ciliwung di wilayah Depok menuju Jakarta. (Foto : Triono Wahyu Sudibyo/ detikcom)
Jakarta - Selepas kumandang azan isya, hujan deras kembali mengguyur kawasan pengungsian Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (03/02/2014). Para korban banjir dan relawan serentak bergegas mencari tempat berteduh seperti tenda dan emperan toko.

Beberapa korban banjir melontarkan suara-suara bernada kegelisahan. “Hujan terus. Lanjut ini, perut kenyang terisi tapi kantong kosong,” tutur Samiyem yang belum bisa bekerja sejak banjir melanda.

Hampir sebulan Jakarta direndam banjir. Posko-posko relawan masih berdiri. Warga Kampung Pulo belum dapat kembali ke rumah mereka. Hanya sebagian kecil yang sudah bisa menempati rumahnya, yaitu mereka yang letak rumahnya lumayan jauh dari Kali Ciliwung.

Sejarah panjang Kali Ciliwung ternyata tidak hanya meninggalkan cerita tentang sungai yang dahulunya bening. Tapi juga menyisakan kisah misteri berupa buaya buntung yang menghuni Ciliwung.

Namun, tidak semua warga bantaran Ciliwung diganggu buaya buntung. Buaya yang disebut-sebut jelmaan jin itu hanya mengganggu orang tertentu saja. Mereka hilang ketika beraktivitas di Ciliwung dan ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.

“Yang diganggu itu orang-orang baru dan anak kecil. Lagi mandi di kali tiba-tiba hilang, entar ditemuin udah meninggal,” ujar ibu tiga anak ini kepada detikcom di lokasi pengungsian.

Menurut perempuan berusia 46 tahun ini cerita buaya buntung di Ciliwung sudah turun temurun. Sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Kendati demikian, buruh pabrik ini mengatakan bahwa tidak semua warga bantaran mengakui dan mempercayai keberadaan buaya buntung.

“Sebagian kecil aja yang percaya. Istilah ustaznya, yang percaya itu yang imannya lemah,” kata Samiyem yang berasal dari Solo, Jawa Tengah, ini.

Cerita yang serupa juga dituturkan Sulastri, warga korban banjir Kampung Pulo lainnya. Menurutnya, cerita buaya buntung sudah berlangsung sejak lama. Dahulunya, buaya buntung itu merupakan milik atau piaraan warga keturunan Arab.

”Dulu orang Arab kan di sini pada miara buaya. Kalau kata ustaz mah, jangan diikuti, jin kalau diikuti malah minta yang aneh-aneh, lebih baik daging (sapi)nya dimakan,” ujarnya.

Ibu tiga anak ini mengungkapkan di daerah bantaran Ciliwung Kampung Pulo, terutama di daerah Kampung Pulo Dalam, masih ada warga yang mempercayai bahwa pemberian daging sapi ke buaya buntung tidak hanya untuk mereka yang baru menghuni bantaran kali saja.

Namun juga dilakukan jika hendak melakukan berbagai acara hajatan seperti pesta pernikahan dan lainnya. “Ya, masih ada yang percaya, kalau hajatan ni, ngasih daging (sapi) dulu ke kali,” ujarnya.


(brn/brn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads