Saksi-saksi yang sudah diperiksa di antaranya kakak Sisca, anak pemilik tempat kos Sisca, satpam, dan sejumlah warga. Aneka keterangan dan cerita terungkap dalam sidang dengan terdakwa Wawan alias Awing dan Ade Ismayadi alias Epul dan digelar secara terbuka ini.
Sebagian kesaksian hanya mengulang fakta-fakta seputar penjambretan dan penyebab kematian manajer cantik itu. Sisanya mengungkap kisah-kisah tersembunyi. Berikut beberapa di antaranya:
Kakak Sisca dan Sosok Psikopat
|
"Saya terima SMS itu, lalu saya telepon Sisca, dia bilang 'Ci (kakak), tong diwaro (jangan digubris). Dia itu psikopat, kemana aja saya pergi dia tau. Ganti nomor juga tahu," kata Elfie menuturkan perkataan Sisca saat itu.
Namun setelah itu, Elfie mengaku tak mengetahui lagi bagaimana hubungan adiknya dengan pria itu. Ia tak pernah melihat sosok pria yang dimaksud Sisca hingga setelah kejadian, polisi meminta keluarga mengenali sebuah foto Sisca bersama seorang pria.
"Yang difoto itu saya sadar itu yang dulu diceritain Sisca," tuturnya.
Anak Pemilik Kos dan Eks Pacar yang Kasar
|
Ia menuturkan, selama mengekos, Sisca terbilang tertutup. Namun, Sisca sempat mengungkapkan persoalan pribadi, terutama soal mantan pacarnya.
"Dia cerita mantan pacarnya mau kembali, tapi dia ga mau," katanya pada hakim.
Saat ditanya kenapa ia tak mau kembali Sisca mengatakan, pria itu orangnya kasar suka main pukul. "Oh kalo gitu putusin aja mbak, jangan kembali," kata Arthur waktu itu.
Pemulung dan 2 Pria Bergolok
|
"Yang dibonceng turun sambil membawa golok," kata Yadi.
Setelah melewati motor tersebut, Yadi berbelok di gang, lalu ia melihat seorang perempuan tengah mengejar pria bergolok tadi ke arah motor.
"Kaya yang lagi berantem," tuturnya. Ia pun melihat golok yang dibawa pria tersebut diayun-ayunkan ke arah belakang punggungnya dimana terdapat perempuan tersebut.
"Saya masuk lagi soalnya takut," katanya.
Suara motor pun terdengar dan melintas di mulut gang tempat Yadi berdiam. Saat itu Yadi mengaku melihat sesosok tubuh terseret, namun ia tak bisa memastikan apakah korban terseret atau diseret.
Satpam dan 'Intelijen' Sisca
|
Pria tersebut mengatakan ada dua pria yang nongkrong dekat posnya berjaga. Saat ditanya, mereka mengaku tengah menunggu perempuan yang menggunakan Karimun merah yang memang dipakai Sisca saat itu.
"Mereka katanya mau mengambil berkas kepolisian," kata Ishak. Saat itu ia pun sempat meminta mereka tak menunggu di dekat tempatnya.
Di lain waktu, ada pria lainnya yang datang menggunakan mobil dan meminta Ishak mengawasi Sisca.
"Kang, mau enggak ngawasin itu (Sisca) keluar jam berapa," kata pria tersebut pada Ishak.
Satpam itu pun menolak permintaan orang yang berpakaian biasa dan mobil merah plat D 123 tersebut.
Keterangan yang ia ungkap di sidang itu pun diakui Ishak baru ia terangkan didepan majelis hakim.
"Karena pas penyidikan di kepolisian enggak ditanyain," tuturnya.
Eman dan Rintihan Sisca
|
"Awalnya saya kira itu orang gila yang jadi korban kecelakaan. Karena badannya nyaris telanjang," kata Eman. Baju bagian atas menumpuk di bagian bahu sementara celana sudah turun hingga bagian mata kaki.
"Di punggungnya tidak ada luka. Ada luka di bagian kepala belakang. Rambutnya juga ada yang berbelit-belit," tuturnya.
Saat itu Sisca masih hidup namun kondisinya sudah sangat parah ketika tubuhnya dibalikkan. Mukanya penuh darah pinggul hingga kaki lecet dan memar.
"Waktu dibalikkan, ada kalung salib nempel di mulutnya. Saya sempat tanya sama korban. 'Neng, neng teh kenapa', tutur Eman. Yang terdengar dari Sisca saat itu hanya suara rintihan.
Eman pun kemudian menutupi tubuh Sisca dengan jaketnya. Kemudian tak berapa lama Sisca menghembuskan nafas terakhirnya sebelum sempat mendapat tindakan di rumah sakit.
Halaman 7 dari 6
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini