"Saat itu politik sedang panas, ada tujuh orang yang menyarankan Gus Dur untuk mengeluarkan dekrit merubah Indonesia menjadi negara Islam," ujar Mahfud.
Hal ini disampaikan Mahfud dalam diskusi pemikiran Gus Dur 'Demokrasi dan Pluralisme' di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gus Dur lebih baik turun daripada harus melawan Pancasila," imbuhnya.
Mantan Ketua MK ini mengaku tak bisa menyebutkan nama-nama para pemberi usul tersebut. "Karena mereka semua masih hidup. Nanti kalau sudah tidak ada baru saya tulis," kata Mahfud sambil tertawa.
Dia juga mengisahkan bagaimana Gus Dur menolak transaksi politik yang ditawarkan sejumlah pihak. Mereka meminta Gus Dur mengganti kabinetnya, dan memberikan posisi menteri sesuai dengan keinginan partai.
Mahfud mengatakan dirinya bersama sejumlah kawan dan Gus Dur mendiskusikan hal ini di kediaman MS Hidayat.
"Hidayat menyarankan Gus Dur untuk kompromi oleh kekuatan politik lain yang meminta jatah menteri," tutur Mahfud.
Mendengar saran itu, Gus Dur kemudian marah dan menggebrak meja. Setengah berteriak, Gus Dur menolak saran itu.
"Dia lebih memilih jatuh daripada harus melakukan jual-beli jabatan seperti itu," tegasnya.
(sip/van)