Liberalisasi Pemikiran dalam NU Jangan Dipolitisir

Liberalisasi Pemikiran dalam NU Jangan Dipolitisir

- detikNews
Senin, 29 Nov 2004 20:41 WIB
Boyolali - Liberalisasi pemikiran dalam NU hendaknya tidak dipolitisir. Politisasi terhadap isu liberalisasi ini dikhawatirkan mengorbankan dinamika di kalangan NU, dan menghantam tokoh tertentu yang sekarang sedang maju sebagai bagian dari kandidat ketua umum NU.Hal ini dikatakan oleh Ulil Abshar Abdalla, di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (29/11/2004)."Isu tentang liberalisasi pemikiran dalam NU memang diangkat sebagai salah satu isu sebagai dalam perebutan kepemimpinan NU. Jangan sampai politisasi untuk perebutan ketua umum PBNU mengorbankan dinamika yang sudah ada di kalangan NU. Kita kan tahu kiai sepuh tidak cukup senang dengan pemikiran anak muda NU," ujar Ulil."Menurut saya, kalau ada dinamika pemikiran seperti itu, perlu dibiarkan dandiberikan ruang. Jangan kemudian dipolitisasi untuk menghantam tokoh-tokoh tertentu yang sekarang sedang maju sebagai bagian dari kandidat PBNU. Menurut saya, kiai-kiai yang mendengar tentang liberalisasi di NU itu tidak mendapatkan informasi yangcukup. Hal ini disebabkan silaturahmi yang kurang," paparnya.Lebih lanjut dikatakan oleh Ulil, bahwa NU adalah moderat, tidak ke kiri tidak ke kanan, tapi sekaligus menampung dinamika pemikiran di kalangan muda dan pemikiran kiai sepuh yang memegang tradisi. Moderat yang dimaksud Ulil adalah mempertahankan tradisi sekaligus mencari kemungkinan yang baru.Mengenai pernyataan Hasyim Muzadi yang mengatakan bahwa NU tertutup bagi liberalisme dan fundamentalisme, Ulil membantah. "Mungkin rumusannya kurang tepat, wawasan liberal yang diajukan oleh teman-teman NU adalah bagian dari kemoderatan NU itu. Apayang dipikirkan Masdar, teman-teman muda lainnya, menurut saya masih di dalam spektrum atau area kemoderatan itu. Kurang tepat rasanya kalau Pak Hasyim mengatakan seperti itu," tuturnya.Ketika ditanya mengenai situasi pencalonan muktamar kali ini, Ulil mengatakan bahwa sampai sekarang masih baik, belum ada yang patut diresahkan. "Tapi saya khawatir kalau terlalu dipolitisir sampai ada salah satu cabang yang menetapkan syarat ketua umum PBNU harus begini begitu, salah satunya adalah tidak boleh berpikir liberal, saya pikir terlalu politis. Soal pemikiran adalah arena yang lain," demikian Ulil. (dit/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads