Untuk mempelajari tatakelola air limbah di Swedia itu, PPI Swedia Wilayah GΓΆteborg dan BorΓ₯s secara khusus baru-baru ini mengunjungi Gryaab, salah satu perusahaan pengolah air limbah terbesar di Skandinavia.
"Sudah tidak asing lagi bahwa Swedia dikenal dunia sebagai salah satu negara terdepan dalam mengelola sampah dan air limbah ramah lingkungan," demikian disampaikan Afrina Laksmiarti, yang saat ini tengah studi di GΓΆteborgs Universitet, kepada detikcom seusai kunjungan 9/1/2014 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengolah air limbah dari 7 wilayah tersebut, Gryaab menerima air limbah dari terowongan bawah tanah dengan panjang total kurang lebih 130 km. Air limbah ini berasal dari industri dan rumah tangga lebih dari 800 ribu penduduk. Setiap detiknya, Gryaab menerima aliran air sekitar 8-12 meter kubik. Jumlah ini bervariasi dari musim ke musim sepanjang tahun.
Pengolahan air limbah di sini mencakup tiga proses utama yaitu mekanis, kimiawi dan biologis untuk melepaskan bahan organik (BOD7), nitrogen dan fosfor di dalam air limbah sebelum dibuang ke laut untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Limbah nitrogen utamanya berasal dari urin, sedangkan fosfor berasal dari feses.
Dalam proses mekanis, air limbah disaring dan dipisahkan dari berbagai jenis sampah yang mengalir di dalam saluran air limbah, seperti tisu, kertas, kapas, pasir, kerikil dan sampah lainnya sampai ke partikel-partikel lebih kecil.
Sementara itu, proses kimiawi akan menyisakan lumpur endapan yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan biogas.
Dalam proses biologis, Gryaab menggunakan bakteri khusus untuk mengkonversi limbah nitrogen menjadi gas nitrogen yang akan dilepaskan ke atmosfer. Setelah 12 jam lebih, air limbah yang telah melewati ketiga proses tersebut, dilepaskan kembali ke sungai GΓΆta Alv.
Tujuan dari pengolahan air limbah di Gryaab ini adalah mengurangi kadar polutan di dalam air limbah sehingga aman untuk disalurkan ke laut lepas.
Yang menarik di sini adalah sisa-sisa produksi dari proses pengolahan air limbah terbukti dapat memberikan manfaat lainnya. Misalnya, pengolahan lumpur endapan dapat menghasilkan kompos dan biogas.
Dalam jumlah besar, limbah lumpur tersebut dikompos dan dijadikan tempat pembuangan akhir (landfill). Sedangkan dalam jumlah kecil, lumpur yang telah dikompos disimpan selama 6 bulan untuk membunuh bakteri berbahaya, sehingga siap dijadikan pupuk untuk lahan pertanian.
Sementara itu, pengolahan biogas menghasilkan energi setara dengan 60 GWh per tahun dan sangat bermanfaat sebagai bahan bakar ramah lingkungan (green fuel). Biogas ini dijual kepada perusahaan listrik GΓΆteborg Energi.
Adapun dalam proses selanjutnya, biogas dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk transportasi publik. Bis-bis umum di seluruh kota di Swedia sudah banyak yang berlabel ramah lingkungan (eco-label).
Menurut Afrina, ada tiga pesan dari Gryaab yang dapat dipraktikkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan, termasuk laut.
Pertama, hanya urin, feses dan tisu toilet yang boleh mengalir ke dalam kloset. Jangan membuang tisu yang bukan untuk keperluan toilet, pembalut, kapas dan sampah lainnya ke dalam saluran pembuangan air untuk mencegah penyumbatan dan banjir.
Kedua, gunakan deterjen secukupnya, sesuai dengan aturan pakai yang tertera di dalam kemasan. Akan lebih baik lagi, jika menggunakan deterjen ramah lingkungan.
Ketiga, sisa zat kimia, cat dan bahan berbahaya lainnya harus didaur ulang di pusat daur ulang (recycling station). (es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini