4 Momen Kedekatan Ahok dengan PDIP

4 Momen Kedekatan Ahok dengan PDIP

- detikNews
Sabtu, 11 Jan 2014 08:13 WIB
4 Momen Kedekatan Ahok dengan PDIP
Jakarta -

Makan Mi Belitung di Rumah Megawati

Megawati mengundang Jokowi-Ahok ke jamuan makan siang pada Minggu 8 Desember 2012. Di kesempatan itu, Ahok mengajak ibu dan tantenya untuk memasak mi Belitung. Masakan itu khusus dibuat untuk Megawati.

Ahok tampak tak canggung hadir di antara politisi-politisi PDIP yang juga hadir di acara jamuan makan siang ini. Bahkan, di kesempatan itu Megawati sempat berpindah dari meja Jokowi ke meja Ahok.

Jokowi, Megawati, dan Ahok kompak berkilah bahwa tak ada masalah politik yang dibahas mereka saat bersantap siang.

Jokowi mengaku mereka hanya membicarakan makanan yang terhidang. Begitu juga dengan Ahok. Ahok mengatakan bahwa saat itu Jokowi juga menghidangkan sayur lodeh Solo untuk disantap bersama.Β 

"Kita hanya makan-makan saja, nggak ada urusan-urusan genting-genting. Nggak ada pembicaraan untuk persiapan Pilpres," kata Mega di sela-sela Raker FPDIP di Hotel JS Luwansa, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (9/12/2013).

Jokowi dan Megawati Kunjungi Ahok Saat Natal

Jokowi, Megawati, dan sejumlah politi PDIP berkunjung ke rumah Ahok dalam rangka Natal 25 Desember 2013. Semulah politisi PDIP yang ikut hadir adalah Prananda Prabowo, Rieke Diah Pitaloka, Teten Masduki, Yudi Latief, dan Cornelia Agatha.

Saat ditanyai wartawan tentang pertemuan itu, Jokowi, Megawati dan Ahok kompak mengaku tak membicarakan politik di antara mereka.

"Pembicaraan apa? Wong cuman makan kok, tadi ada kepiting belitung saus tiram, saus padang, udah itu aja," ujar Mega.

Hal senada dikatakan oleh Jokowi, "Halah wong cuma bicara makanan, ini Bu Mega mau menggemukan saya. Kali ini ngomongin kepiting saus tiram, saus padang, sudah. Tapi ya ada obrolan lain selain makanan."

Begitu juga dengan Ahok. Mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku rombongan Megawati mendadak memberi kabar akan mampir ke rumahnya. mereka hanya membicarakan masalah makanan yang dihidangkannya. Di kesempatan itu, Ahok juga mengatakan bahwa hubungannya dengan Gerindra baik-baik saja.

Karangan Bunga HUT PDIP di Pintu Masuk Kantor DPP PDIP

Gubernur DKI Joko Widodo dan Wagubnya Basuki Tjahaja Purnama kompak mengucapkan selamat untuk ulang tahun ke-41 PDIP. Ucapan itu tertuang dalam karangan bunga dari Jokowi-Ahok. Ucapan dari keduanya, tampak istimewa karena masing-masing dipajang di pintu masuk DPP PDIP Jl Lenteng Agung, Jaksel, Jumat (10/1).

"Selamat Ulang Tahun ke-41 PDI Perjuangan," ucap Gubernur DKI Joko Widodo dalam karangan bunganya yang ditaruh di sebelah kiri pintu masuk DPP PDIP.

Demikian juga karangan bunga dari Wagub DKI Basuki Tjahja Purnama yang ditaruh di sebelah kanannya. "Selamat Ulang Tahun ke-41 PDI Perjuangan," ucap Ahok dalam karangan bunganya.

Siapa saja yang masuk kantor DPP PDIP pasti melalui karangan bunga dari DKI1 dan DK2 itu. Ucapan selamat lain dalam bentuk karangan bunga adalah dari Wagub Banten Rano Karno dan ketua MPR RI Sidarto Danusubroto.

Lainnya karangan bunga dari caleg dan kader PDIP juga dari beberapa perusahaan. Namun tentu saja tak se-istimewa dari Jokowi-Ahok yang sengaja ditaruh di muka pintu masuk.

Hadirnya ucapan selamat hari ulang tahun tentu biasa saja. Tapi jika ditengok lagi, rupanya hanya Ahok (wakil) kepala daerah dan petinggi partai di luar PDIP yang mengucapkan selamat dalam karangan bunga di DPP PDIP.

Ahok Hadiri Open House Tahun Baruan Sabam Sirait

Pada satu kesempatan, Ahok ikut datang menghadiri acara open house tahun baruan di rumah politisi senior PDIP Sabam Sirait.

Suami Veronica Tan ini tampak santai saat hadir di acara Sabam di Jl Depsos, Jakarta, Sabtu (4/1). Dia terlihat hanya mengenakan kemeja kotak-kotak warna putih lengan pendek.

Tak pelak, kehadiran Ahok menarik perhatian warga yang berdatangan. Ajakan untuk foto bareng Ahok hampir terus berdatangan.

Dalam sambutannya Sabam Sirait kembali memuji kepemimpinan Joko Widodo-Ahok dalam membenahi Jakarta. Dua pemimpin itu dinilai Sabam bahkan mampu mengangkat citra Indonesia.

Bahkan Sabam berani menganggap Jokowi-Ahok bakal menjadi standarisasi politisi Indonesia ke depan.

"5 Tahun ke depan, jika ada Jokowi-Ahok, sebanyak tujuh orang yang mau jadi capres, jadi pikir-pikir, dia akan tahu diri apakah jujur atau tidak. Jika tidak, dia akan malu," tegas Sabam.
Halaman 2 dari 5
(sip/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads