Terlibat Poligami, Perempuan NU Tolak Katering Wong Solo
Minggu, 28 Nov 2004 20:37 WIB
Sleman - Aktivis perempuan Nahdatul Ulama (NU) dan pendukung gerakan pemberdayaan perempuan menolak katering dari Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo, sebagai logistik makanan bagi peserta Muktamar NU ke-31 di Boyolali, Jawa Tengah. Pasalnya, pengusaha katering Wong Solo melakukan kekerasan dan pelecehaan terhadap perempuan.Penolakan para aktivis perempuan NU dan pendukung gerakan pemberdayaan perempuan ini disampaikan oleh istri KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Shinta Nuriyah kepada wartawan di kediaman Mahfud MD, Gang Jati, Kampung Sambilegi, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman, Jawa Tengah, Minggu (28/11/2004).Penolakan ini, kata Shinta Nuriyah, didasarkan atas prinsip dan keyakinan bahwa pemilik katering RM Ayam Bakar Wong Solo adalah pelaku tindak kekerasan terhadap perempuan. Sebagai organisasi keagamaan yang menjunjung tinggi keadilan, sudah seharusnya NU punya komitmen untuk menolak apapun yang mencederai prinsip-prinsip ajaran Islam.Menurut Shinta Nuriyah, katering dari RM Ayam Bakar Wong Solo merupakan milik Puspo Wardoyo, yang telah melakukan praktik poligami. Hal itu menurutnya merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan dan seharusnya secara tegas ditentang olen kelembagaan NU."Kami sesalkan tindakan panitia yang menghidangkan makanan dari Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo, apa maksud panitia tersebut? Bagi kami, ini pelecehan dan menginjak-injak harkat dan martabat perempuan, karena pemilik ayam bakar wong Solo pelaku poligami," jelas Shinta Nuriyah. Lebih lanjut Shinta Nuriyah menilai, praktik poligami setara dengan perbudakan yang juga telah ditentang oleh manuisa di seluruh muka bumi. "Dan, seharusnya dihapuskan karena tidak sesuai dengan ruh atau spirit ajaran Islam," ujarnya. Shinta Nuriyah juga menuntut, agar panitia Muktamar NU ke-31 memberikan penjelasan kenapa katering dari RM Ayam Bakar Wong Solo dipakai, karena telah mencederai perjuangan kaum perempuan. dia juga menyesalkan tindakan panitia yang tidak sensitif atas masalah itu. Bahkan Shinta Nuriyah menyerukan kepada seluruh peserta Muktamar untuk memboikot makanan yang disediakan oleh katering tersebut. Namun bagi peserta muktamar yang dananya terbatas, tambah Shinta Nuriyah, para aktivis perempuan NU telah menyajikan makanan halal dan sehat yang di dalamnya tidak ada unsur eksploitasi kekersasan dan pelencehan terhadap perempuan. Makanan tersebut tersedia di dapur Anti Poligami yang terletak di seberang Asrama Haji Donohudan, Boyolali, yang menjadi tempat dilangsungkannya Muktamar NU.
(zal/)