Menteri Agama: Doa Berbayar Tidak Dibenarkan!

Menteri Agama: Doa Berbayar Tidak Dibenarkan!

Mulya Nurbilkis - detikNews
Minggu, 05 Jan 2014 10:31 WIB
Menteri Agama: Doa Berbayar Tidak Dibenarkan!
Suryadharma Ali (Foto: Bilkis/detikcom)
Jakarta - Sebuah akun twitter @SedekahHarian ramai dikritik karena menggalang penitipan doa dengan membayar uang. Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan larangannya atas praktik tersebut.

"Itu sama sekali tidak bisa dibenarkan, ada doa berbayar, tidak ada orang yang paham agama, dia berdoa dia minta uang. Jadi berdoa berbayar itu orang tidak paham agama, menunggangi kesucian agama untuk maksud-maksud yang tidak terpuji," kata Suryadharma di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/1/2014).

Dia mengimbau masyarakat agar tidak menanggapi akun dan iklan tersebut. Tidak seharusnya seseorang dibayar untuk berdoa pada sesama umat Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kepada masyarakat tidak usah hiraukan ajakan berbayar untuk mendoakan dirinya walaupun dihadapan Ka'bah," imbuh Suryadharma yang juga Ketum PPP.

Doa berbayar ini dimulai dengan adanya gambar 'titip DOA Baitullah' yang isinya, bagi donatur yang ingin menitip doa di Baitullah dipersilakan untuk mengirim sedekah. Besaran sedekah Rp 100 ribu plus tambahan nominal Rp 2.014.

Bagaimana cara titip doa itu? Dalam gambar itu dijelaskan, titip doa digelar komunitas @SedekahHarian. Seorang pembina komunitas itu yakni Ahmad Gozali dengan akun twitter @ahmadgozali tengah berada di Tanah Suci. Tak lupa disebutkan salah satu hadist kalau tempat doa mustajab di baitullah.

Nah, bagi mereka yang ingin didoakan di Baitullah bisa menitip doa ke Ahmad Gozali yang tengah umroh. Tapi ya itu tadi, mesti mengirim transfer sedekah. Kemudian apa yang ingin didoakan dikirim lewat email. Ahmad Gozali akan mendoakan apa yang diinginkan pengirim sedekah.

Ahmad Gozali dalam akun twitternya menguraikan alasan dia menggelar doa 'berbayar' itu.

"Tentang mendoakan adalah kewajiban tiap orang yang dititipi sedekah untuk mendoakan donatur, kapanpun, dimanapun," tulis Gozali.

Alasan Gozali mencantumkan nominal itu menurutnya agar menjadi contoh bagi donatur baru untuk memudahkan identifikasi program sedekah yang diadakan.

"Sekali lagi saya akui keteledoran saya yang tidak melakukan cross check secara mendalam karena terburu-buru sebelum keberangkatan ke Turki," tulis Gozali.

"Atas hal tersebut saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah menjadi polemik yang membuang energi," tuturnya.

(bil/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads