Wamenag: PR Kemenag Mulai dari Gratifikasi Penghulu hingga Pornografi

Wamenag: PR Kemenag Mulai dari Gratifikasi Penghulu hingga Pornografi

Prins David Saut - detikNews
Sabtu, 04 Jan 2014 01:17 WIB
Jakarta - Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar membeberkan pekerjaan rumah (PR) Kementerian Agama di tahun terakhir jabatannya ini. Salah satunya adalah persoalan gratifikasi terhadap penghulu.

"Kita punya PR mengenai pelayanan KUA. Kami ingatkan di beberapa daerah, para penghulu memiliki fungsi selain pegawai KUA juga jadi tokoh masyarakat setempat," kata Nasaruddin.

Ia mengucapkan hal tersebut dalam acara Malam Tasyakuran Hari Amal Bakti Kemenag ke 68 bertemakan Mengabdi dengan Profesional dan Amanah di Gedung Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2014) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turut hadir Sekjen Kementerian Agama Baharul Hayat, Irjen Kemenag M Jasin, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Anggito Abimanyu dan pejabat lainnya, termasuk puluhan pegawai Kemenag.

"Penghulu lebih menonjol jadi tokoh agama. Memang sulit mengukur amplop itu gratifikasi atau sebagai imam. Tapi bagaimana pun Kemenag sudah berkomitmen ada hal yang harus diperbaiki sehingga tak ada keresahan masyarakat yang mau menggunakan jasa penghulu," tambah Nasaruddin.

Perhatian lainnya adalah produk halal di Indonesia dan kerukunan antar umat beragama yang perlu regulasi lebih terarah. Nasaruddin juga mengingatkan UU seperti UU Pornografi yang dinilai belum menjawab keresahan masyarakat.

"Karena UU yang ada sekarang sulit, jadi PR kita menciptakan regulasi yang meluruskan kehidupan dan suasana antar umat beragama. Lalu UU pornografi, di sisi lain masyarakat kita belum puas dalam membendung pengaruh negatif pornografi. Kemenag akan lakukan tindakan serius terhadap hal seperti ini karena dampaknya lebih dahsyat dari narkoba," ujar Nasaruddin.

UU Pengelolaan Zakat dan Wakaf juga disebut sebagai PR Kemenag karena UU yang ada saat ini dinilai belum menyeluruh. Lalu ada fenomena perbedaan aliran yang harus dibenahi Kemenag ke depan.

"Kita tak menutup mata itu terjadi dan bagaimana secerdas mungkin mencegah perselisihan mazhab dan tidak ingin mengembalikan memori negatif perjalanan bangsa kita," kata Nasaruddin.

PR terakhir yang disebutkan Nasaruddin adalah peningkatan kualitas produk lembaga pendidikan agama di Indonesia. "Kalau ikhlas maka Insya Allah Kemenag akan lebih kuat dan produktif," tutup Nasaruddin.

(vid/rjo)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads