Laboratorium Psikologi Politik UI telah melakukan penelitian seputar tokoh yang bisa menjadi lawan tanding bagi Jokowi. Semua tokoh yang ingin menjadi lawan tanding setimpal bagi Jokowi harus benar-benar bersih dari kasus alias bau tak sedap.
"Kita perlu orang-orang yang punya integritas dan komitmennya untuk memajukan bangsa ini. Kita sempat berdebat nama Sri Mulyani dimasukkan tapi sebagian tidak mau karena ada urusan Bank Century. Kita mau yang clear-clear saja," kata Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk, kepada detikcom, Rabu (1/1/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang bilang belum tentu juga Tri maju karena sama-sama orang PDIP masak mau melawan Jokowi, tapi saya bilang kita tidak ada urusan dan biarkan masyarakat yang menilai," katanya.
Nama berikutnya yang dinilai potensial menjadi lawan tanding Jokowi dan bakal meroket di 2014 adalah Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Meskipun Ahok sulit nyapres karena partainya yakni Gerindra sudah pasti mencapreskan Prabowo Subianto.
"Ada pakar yang bilang kalau Jokowi boleh maju kenapa Ahok nggak boleh maju, oke kita masukin, tapi memang betul realitas politik itu seperti itu, cuma nanti patuh ke partainya. Ada pakar yang bilang Ahok mungkin bukan capres tapi mendampingi jadi cawapres Jokowi," katanya.
Selain itu ada juga dari kalangan pengusaha. Menurut Hamdi, ada pengusaha yang punya kapabilitas cukup menjadi capres.
"Ada orang kuat di manajerial seperti Pak Chairul Tanjung, memimpinnya bagus, dia juga masuk 10 orang terkaya dan korporasinya besar," katanya.
Laboratorium Psikologi Politik UI menemukan 21 nama baru yang berpotensial menjadi kandidat lawan tanding Jokowi sebagai capres 2014. Berikut nama-nama yang sudah dipublikasikan Minggu lalu tersebut:
1. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan;
2. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo;
3. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini;
4. Gubernur Jawa Timur Soekarwo;
5. Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama;
6. Mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat;
7. Bupati Enrekang La Tinro La Tunrung;
8. Mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudyanto;
9. Mantan Wagub Jateng Rustriningsih;
10. Ketua Serikat Petani Pasundan Agustiana;
11. CEO PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar;
12. Akademisi Anies Baswedan;
13. Ketua umum Serikat Petani Indonesia Hendri Saragih;
14. Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal;
15. Ketua KPK Abraham Samad;
16. Menteri Keuangan Chatib Basri;
17. CEO Trans Corp Chairul Tanjung;
18. Direktur World Bank Sri Mulyani;
19. CEO PT KAI Ignatius Jonan;
20. Wakil Menteri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Eko Prasojo; dan
21. Bupati Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah.
(van/sip)